Timur Kapadze Batal Latih Timnas Indonesia, Media Uzbekistan Bongkar Alasannya: Tawaran PSSI Tak Sesuai

tvOnenews.com - Kepastian mengenai masa depan Timur Kapadze di Timnas Indonesia akhirnya terjawab.

Baru-baru ini, legenda sepak bola Uzbekistan itu resmi ditunjuk sebagai pelatih Navbahor Namangan per 1 Desember 2025, setelah menandatangani kontrak dengan klub tersebut.

Keputusan itu sekaligus menutup peluangnya untuk menukangi Timnas Indonesia, jabatan yang sempat santer dikaitkan dengannya dalam beberapa pekan terakhir.

Sebelum kepastian ini muncul, Kapadze memang menjadi salah satu nama teratas yang dihubungkan dengan kursi pelatih Timnas Indonesia.

Ia bahkan hadir langsung di Jakarta dan dikabarkan tengah dalam tahap diskusi serius dengan otoritas sepak bola nasional. Namun, proses itu berujung tanpa kesepakatan.

Sebuah laporan dari media Uzbekistan, upl.uz, menyebutkan bahwa terdapat perbedaan visi antara Kapadze dan pihak PSSI.

Media tersebut memberitakan bahwa PSSI memproyeksikan Kapadze untuk menangani Timnas Indonesia Olimpiade, bukan skuad utama. 

“Kemungkinan besar Timur tidak setuju dengan tawaran itu dan negosiasi berakhir dengan kegagalan,” tulis laporan tersebut.

“Dengan demikian, pintu bagi sang pelatih untuk menangani Timnas Indonesia pun tertutup,” tambah mereka.

Kapadze sendiri tidak menepis bahwa ia sempat masuk dalam proses menuju kursi pelatih Timnas Indonesia.

Dalam wawancaranya yang dilansir gazeta.uz, ia mengakui bahwa ada sejumlah tawaran dari luar negeri yang sedang ia pertimbangkan.

Ia juga membantah rumor yang mengaitkannya dengan Timnas Kazakhstan, namun mengonfirmasi adanya komunikasi dengan beberapa federasi seperti Indonesia, Turki, dan China.

“Belum ada yang pasti, tapi memang ada proses yang sedang berjalan di beberapa negara. Termasuk Indonesia,” ujarnya.

“Kalau rezeki, saya siap bekerja di sana. Untuk saat ini saya belum terikat kontrak dengan klub mana pun.”

Sebelum menuju Navbahor, Kapadze lebih dulu melepaskan posisinya sebagai asisten pelatih tim nasional Uzbekistan.

Keputusan itu, menurutnya, diambil demi menjaga profesionalitas serta membuka jalan bagi kariernya sebagai pelatih kepala.

Dalam wawancaranya bersama kantor berita UzA, ia mengungkapkan bahwa proses mundur dari staf kepelatihan bukanlah keputusan yang mudah.