- Kolase tvOnenews.com | REUTERS/Stringer -
Media Belanda Tak Terima Lihat Timnas Indonesia Dirampok Wasit, Sampai Bilang Laga Lawan Irak Sebenarnya...
Padahal, posisi Tahseen saat itu merupakan pemain terakhir di lini pertahanan Irak.
Dalam banyak pandangan, termasuk dari pengamat dan media asing, pelanggaran semacam itu seharusnya diganjar kartu merah langsung karena menggagalkan peluang emas mencetak gol.
Namun drama belum berhenti di situ. Di masa injury time babak kedua, sebuah momen krusial kembali terjadi.
Bola kiriman Jay Idzes ke kotak penalti Irak disambut Kevin Diks, yang mencoba mengontrol bola.
Saat bersamaan, Zaid Tahseen juga berupaya menghalau bola dengan kepalanya, tetapi tangannya justru mengenai wajah Diks, sebuah insiden yang sangat jelas terekam kamera.
Alih-alih memberikan penalti atau meninjau ulang lewat VAR, Ma Ning justru menganggapnya bukan pelanggaran.
- REUTERS/Stringer
Anehnya lagi, ia malah memberikan kartu kuning kedua untuk Tahseen atas alasan yang tidak begitu jelas.
Keputusan itu memantik amarah banyak pihak karena dianggap tidak konsisten dan merugikan Indonesia secara signifikan.
Terlepas dari kontroversi tersebut, Voetbal Primeur tetap memberikan kredit atas performa Timnas Indonesia.
Media itu menilai anak asuh Patrick Kluivert tampil solid dan disiplin sepanjang pertandingan, bahkan mampu membuat Irak kesulitan menembus pertahanan.
Kluivert menurunkan pemain-pemain yang sebagian besar berkarier di Eropa seperti Maarten Paes, Kevin Diks, Jay Idzes, Dean James, Joey Pelupessy, Calvin Verdonk, Eliano Reijnders, Thom Haye, dan Mauro Zijlstra.
Kombinasi mereka membuat permainan Indonesia terlihat rapi dan terorganisir dengan baik.
Tim Garuda bahkan menciptakan sejumlah peluang berbahaya di babak pertama. Diks, Zijlstra, dan Reijnders sempat hampir membawa Indonesia unggul lebih dulu.
Salah satu peluang terbaik datang dari aksi Reijnders yang melepaskan tembakan keras dan mengenai tiang gawang setelah sempat mengenai kaki Diks. Namun, wasit menganggap posisi Diks sudah offside.
Sayangnya, semua upaya itu tak berbuah gol hingga peluit panjang berbunyi.
Indonesia harus menerima kenyataan pahit bahwa langkah mereka menuju Piala Dunia 2026 telah berakhir.
Namun, penampilan mereka tetap meninggalkan kesan positif, baik bagi pendukung di Tanah Air maupun pengamat luar negeri.