- tvOnenews.com - Taufik Hidayat
Kapten Lebanon Ungkap Alasan Sebenarnya Timnya Main Kasar, Timnas Indonesia Juga Kalau Main Lawan Argentina atau Brasil...
Jakarta, tvOnenews.com – Timnas Indonesia harus puas bermain imbang 0-0 saat menjamu Lebanon dalam laga uji coba internasional. Bermain di hadapan publik sendiri, skuad Garuda tampil dominan namun gagal mengonversi peluang menjadi gol.
Sejak menit awal, Indonesia mengambil inisiatif menyerang. Miliano Jonathans kerap merepotkan pertahanan Lebanon lewat aksinya di sisi kanan pada menit ke-22 dan 37. Sayangnya, umpan silang winger muda ini tak mampu dimanfaatkan rekan setim.
Peluang lain datang dari Stefano Lilipaly di menit ke-35. Tendangan jarak jauhnya sempat mengancam, namun bola masih melayang di atas mistar gawang.
- tvonenews.com - Taufik Hidayat
Memasuki babak kedua, Lebanon mencoba balik menekan. Karim Darwich sempat melepaskan tembakan berbahaya dari sudut sempit di menit ke-47, namun kiper Emil Audero sigap melakukan penyelamatan.
Indonesia kembali mendominasi serangan lewat kombinasi Jonathans dan Lilipaly. Menit ke-57, umpan Jonathans memantik peluang berbahaya. Kemudian di menit ke-74, tendangan volinya hampir menjebol gawang lawan.
Meski terus menekan, Indonesia tetap gagal mencetak gol. Skor imbang 0-0 bertahan hingga wasit meniup peluit panjang.
Dalam konferensi pers pasca pertandingan Kapten Timnas Lebanon Mohamad Haidar akhirnya buka suara soal permainan keras timnya saat menahan imbang Timnas Indonesia 0-0 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Senin (8/9/2025).
- tvOnenews.com/Taufik Hidayat
Dalam laga FIFA Matchday itu, The Cedars tampil dengan strategi bertahan total. Mereka kerap melakukan pelanggaran keras hingga mengulur waktu, membuat para pemain Garuda frustrasi.
Wasit bahkan mengeluarkan lima kartu kuning untuk para pemain Lebanon.
Puncaknya, insiden pelanggaran keras terhadap Marselino Ferdinan di penghujung laga sempat memicu keributan antar pemain dan ofisial kedua tim.
“Mohon maaf atas apa yang terjadi dalam pertandingan,” kata gelandang veteran berusia 35 tahun itu dalam konferensi pers pasca pertandingan.
Menurutnya, permainan keras dan strategi buang-buang waktu merupakan hal yang kerap terjadi di sepak bola modern.
“Inilah sepak bola. Kami tidak ingin berseteru dengan pemain mana pun atau membuat masalah di dalam lapangan,” imbuhnya.
- tvOnenews.com/Taufik Hidayat
Haidar menilai strategi bertahan ala parkir bus bukan sesuatu yang aneh. Bahkan menurutnya, Indonesia akan melakukan hal serupa jika bertemu tim kelas dunia.
“Dan tim Anda akan berada di situasi yang sama saat melawan tim level tinggi seperti Argentina atau Brasil. Anda juga akan mengulur waktu dan main 5-3-2 atau 5-4-1,” jelasnya.
Meski laga berakhir panas, Haidar tetap memberi respek. Ia mendoakan Indonesia bisa menembus Piala Dunia 2026.
“Saya harap Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026,” ucap pemain dengan 90 caps itu.
Hasil imbang kontra Indonesia membuat Lebanon mempertahankan tren positif, setelah sebelumnya menumbangkan Qatar 1-0.