- Instagram @nathantjoeaon
Inikah Negara yang Akan Gantikan Iran di Kualifikasi Piala Dunia 2026? Jawabannya Mengejutkan!
Jakarta, tvOnenews.com – Gejolak geopolitik yang melibatkan Iran, Israel, dan Amerika Serikat kini menjalar ke arena sepak bola dunia. Ketegangan yang sudah berlangsung lebih dari seminggu itu telah mengancam posisi Iran di Piala Dunia 2026, bahkan memicu potensi pembatalan Qatar sebagai tuan rumah babak keempat kualifikasi zona Asia.
Iran yang sebelumnya sudah lolos otomatis ke Piala Dunia kini terancam dicoret FIFA, menyusul meningkatnya tekanan politik dan larangan pemerintah AS terhadap masuknya warga Iran ke negaranya.
Kondisi ini mengingatkan publik pada kasus Rusia 2022, ketika FIFA memutuskan untuk mendiskualifikasi tim nasional Rusia akibat invasi ke Ukraina.
Mengapa Iran Terancam Dicoret FIFA?
Faktor utamanya adalah tindakan militer balasan Iran terhadap fasilitas AS di Qatar, menyusul serangan Amerika ke situs nuklir Iran. Dengan AS sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia 2026, konflik ini menimbulkan risiko besar, baik dari sisi keamanan maupun diplomasi.
Apalagi jika Iran lolos dari babak grup dan harus bertanding di wilayah AS, maka potensi konflik diplomatik tak bisa dihindari.
Qatar Mundur, AFC Cari Tuan Rumah Baru
Tak hanya Iran, Qatar juga terkena imbas. Negara Teluk itu sebelumnya ditunjuk AFC sebagai salah satu tuan rumah babak keempat kualifikasi, bersama Arab Saudi. Namun serangan rudal Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid membuat situasi keamanan Qatar dinilai tidak layak untuk gelaran internasional.
Kini AFC membuka peluang bagi negara lain untuk menggantikan posisi Qatar sebagai host kualifikasi Piala Dunia zona Asia.
China Jadi Kandidat Kuat Gantikan Iran?
Salah satu negara yang disebut-sebut sebagai pengganti Iran jika dicoret dari Piala Dunia adalah China. Tim Negeri Tirai Bambu memang gagal lolos di babak ketiga kualifikasi, namun media lokal menyoroti bahwa China adalah tim tersingkir dengan peringkat tertinggi.
“Di antara tim-tim yang gagal lolos, China memiliki peringkat tertinggi dan performa relatif stabil. Jika Iran mundur, China bisa jadi opsi logis,” tulis media 163.com.
Namun, keinginan ini juga menuai kritik dari publik China sendiri, karena muncul anggapan bahwa masuk lewat 'jalur belakang' bukanlah kehormatan yang layak.