- Kolase tvOnenews.com / PSSI / JFA
Omongan Indra Sjafri Jauh-jauh Hari Kini Terbukti, Ada Kesalahan Mendasar di Sepak Bola Indonesia Dibandingkan Jepang
“Bisa dibayangkan, pelatih kita hanya 7.000 orang. Sementara Jepang punya 80.000,” kata Indra Sjafri dilansir dari tayangan Youtube R66 Media.
Padahal secara jumlah penduduk, luas wilayah, dan kecintaan pada sepak bola Jepang secara angka jauh lebih sedikit dari Indonesia.
“Dan sepak bola itu (olahraga) nomor satu di Jepang kan belum tentu. Itu yang mereka lakukan memperbanyak jumlah pelatih,” kata Indra Sjafri.
Pelatih yang memegang sertifikasi A Pro di Indonesia juga baru 21 orang. “Ini baru saya bikin lagi yang gelombang kedua 20 orang. Jepang sudah hampir 2000 orang,” ujar Indra.
Semakin banyak jumlah pelatih diharap mampu menangani tingginya minat anak-anak Indonesia menjadi pesepakbola.
Beruntungnya meskipun dicukur gundul Jepang, Timnas Indonesia tetap berhak menembus babak keempat Kualifikasi Piala Dunia prestasi yang belum pernah dicapai oleh negara ASEAN manapun sebelumnya.
Berikut 6 rekor bersejarah yang berhasil diukir oleh Timnas Indonesia selama perjuangan dramatis di babak ketiga:
- REUTERS/Issei Kato
1. Tim ASEAN Pertama Tembus Babak Keempat
Garuda mencatat sejarah sebagai negara Asia Tenggara pertama yang lolos ke ronde empat kualifikasi Piala Dunia. Thailand dan Vietnam sebelumnya hanya mampu bertahan hingga ronde ketiga.
2. Raih Poin Tertinggi Sepanjang Sejarah ASEAN di Babak Ketiga
Dengan torehan 12 poin dari 9 pertandingan, Indonesia mencatatkan rekor poin tertinggi tim ASEAN di babak ini.
Perbandingan:
Vietnam (2022): 4 poin
Thailand (2018): 2 poin
3. Kemenangan Perdana atas Arab Saudi dalam 21 Tahun
Garuda akhirnya menumbangkan tim kuat Asia, Arab Saudi (FIFA Rank 56), dalam laga resmi. Ini jadi kemenangan pertama Indonesia sejak tahun 1983 di kompetisi resmi melawan The Green Falcons.
- 2024 Asian Football Confederation (AFC)
4. Akhiri Puasa Kemenangan atas China Selama 38 Tahun
Berbekal penalti dari Ole Romeny, Indonesia menang 1-0 atas China dan menghapus kutukan sejak 1987. Ini bukan hanya kemenangan emosional, tapi bukti mental juara.
5. Raih Poin dari Tim-Tim Kuat 100 Besar FIFA
Indonesia kini bukan lagi bulan-bulanan di Asia. Mereka mencuri poin dari tim-tim besar: