- tvOnenews-Ilham Giovani
Singgung Protes Voters Soal Pemain Naturalsiasi Setelah Perubahan Statuta Disahkan, Legenda Timnas Indonesia Sayangkan Cela di Kongres Biasa PSSI 2025
Jakarta, tvOnenews.com - Legenda Timnas Indonesia, Rochy Putiray menyayangkan cela yang ada di Kongres Biasa PSSI 2025.
Agenda tahunan Kongres Biasa PSSI digelar di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Beberapa perubahan statuta pun disahkan setelah disetujui oleh voters yang hadir.
Sampai akhirnya ada momen dimana Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengizinkan peserta voters untuk berbicara memberikan saran pada kepemimpinannya di masa depan.
Sayangnya, momen yang seharusnya menutup kongres malam itu harus diwarnai oleh kritik dan perbedaan pendapat yang sebenarnya bisa diperbincangkan ketika sebelum pengesahan statuta dilakukan.
"Kalau saya tidak terlalu mengerti dengan aturan tersebut karena baru dua kali ikut (kongres), yang saya sayangkan itu setelah ditutup baru pada protes," kata Rochy Putiray usai kongres.
"Bahkan ada beberapa pertanyaan yang diajukan, yang menurut saya, kenapa orang harus melihat sisi negatifnya, kenapa tak melihat sisi positifnya? Seperti tadi ada protes wasit lokal, minta bantu stadion," kata Rochy Putiray.
Rochy merasakan adanya perubahan signifikan usai kepemimpinan Erick Thohir di PSSI.
Hal yang paling terlihat adalah Timnas Indonesia dengan prestasi yang sudah lama diidam-idamkan.
Sayangnya, naturalisasi sebagai proses kemajuan Timnas Indonesia itu diakui Rochy sempat dibahas setelah agenda selesai.
"Misalnya ada pertanyaan jangka pendek, saya tadi hampir bicara tapi akhirnya ditahan, yang harus dibuat sekarang itu bagaimana kita mengubah mindset pemain muda," kata Rochy Putiray sebagai perwakilan Waanal Brothers FC ini.
Bergelut di sepak bola usia muda, Rochy mengakui bahwa banyak hal yang masih terjadi di akar rumput.
Sehingga ketika Simon Tahamata hadir sebagai Head of Scouting disambut baik untuk mencari talenta muda sehingga program naturalisasi sebagai programa jangka pendek dan pembinaan pemain muda sebagai program jangka panjang dapat beriringan.
Pada momen yang seharusnya ditutup dengan nyaman, Rochy menyinggung bagaimana para voters, termasuk mertua Pratama Arhan Andre Rosiade serta voters lainnya mengutarakan unek-uneknya yang seharusnya dilakukan ketika kongres masih berlangsung.
"Ini gimana sih, minta saran ke depan kok malah bahas yang sudah lewat? Lalu pembangunan stadion, kalau tidak punya stadion kenapa main di Liga 1? Hal-hal yang, aduh, sayang ya, harusnya usul yang berkembang di pemain muda mindset pemain daerah malah jadi protes naturalisasi," kata Rochy.