- tangkapan layar kanal Youtube Otto Football
Kehormatan Tidak Bisa Dibeli, Kehebatan Striker Berlabel Legenda Timnas Indonesia ini Sampai Diakui FIFA, tapi Nasibnya...
Seri Dokumenter FIFA soal Andi Ramang (sumber: tangkapan layar website FIFA)
Mereka menyoroti penampilan Ramang saat Timnas Indonesia menghadapi Uni Soviet di Olimpiade Melbourne 1956.
Ramang dinilai bisa menghancurkan strategi dari Uni Soviet dan memaksa tim kuat Eropa itu berbagi angka 0-0.
Hasil imbang itu membuat kedua tim harus melakoni pertandingan kedua 36 jam setelah laga pertama.
Faktor kelelahan pun dianggap menjadi salah satu biang dari kekalahan Timnas Indonesia atas UNI Soviet 4-0.
Namun meski Timnas Indonesia dihajar habis oleh Uni Soviet 4 gol tanpa balas, performa gemilang Ramang di laga perdana akan selalu dikenang.
Andi Ramang juga nyaris membawa Timnas Indonesia berlaga di ajang Piala Dunia tahun 1958.
Ramang berhasil membawa Timnas Indonesia menaklukan Tiongkok 4-3 di babak kualifikasi Piala Dunia.
Namun sayang, kecepatan pasukan garuda berlaga di Piala Dunia pupus setelah menolak bertanding melawan Israel di babak selanjutnya.
Akhir Tragis Perjalanan Karier Andi Ramang
Meski kariernya di level Timnas Indonesia dan klub sangat gemilang, Andi Ramang justru harus mengakhiri perjalanannya dengan tragis.
Hal itu terjadi pada tahun 1960 saat dirinya dituduh terlibat kasus suap dan mendapatkan hukuman selama 2 tahun.
Ditambah usia semakin menua, Ramang pun sempat bekerja menjadi kenek truck hingga tukang becak di masa hukumannya itu.
Alhasil performa Ramang pun kian menurun setelah 2 tahun menjalani hukuman tak beraktivitas di dunia sepak bola.
Akhirnya Andi Ramang pun memutuskan untuk pensiun pada tahun 1968 dan sempat beralih menjadi pelatih sepak bola.
Sayang karier kepelatihannya pun tak berjalan mulus karena ia tak memiliki sertifikat pelatih yang resmi.
Ramang pun sempat merasa tak dihargai dan mengatakan jika seorang pesepakbola tak lebih baik dari seekor kuda pacuan.
"Kuda pacuan dipelihara sebelum dan sesudah bertanding menang atau kalah tapi pemain bola hanya dipelihara kalau ada panggilan sesudah itu tak ada apa-apa lagi," ungkap Andi Ramang dikutip dari tayangan di kanal Youtube Otto Football.
Kondisi Andi Ramang pun semakin memburuk setelah pada tahun 1981 ia harus berjuang melawan penyakit Paru-paru.