Ungkapan Iri Hati Fans Malaysia terhadap Dominasi Pemain Naturalisasi di Timnas Indonesia di Bawah Asuhan Shin Tae-yong dan Erick Thohir.
Sumber :
  • PSSI

Ungkapan Iri Hati Fans Malaysia terhadap Dominasi Pemain Naturalisasi di Timnas Indonesia di Bawah Asuhan Shin Tae-yong dan Erick Thohir

Rabu, 19 Juni 2024 - 15:13 WIB

tvOnenews.com - Timnas Indonesia di bawah pelatih Shin Tae-yong dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah mencatatkan sejumlah pencapaian yang signifikan, termasuk mendatangkan sejumlah pemain keturunan yang dinaturalisasi menjadi warga negara Indonesia

Langkah ini menuai beragam reaksi dari berbagai kalangan, termasuk fans Malaysia. Kebijakan naturalisasi ini diharapkan mampu membawa Timnas Indonesia ke level yang lebih tinggi di kancah sepak bola internasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, Timnas Indonesia telah banyak mendatangkan pemain keturunan yang dinaturalisasi menjadi warga negara Indonesia. 


Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia. Sumber: PSSI.

Langkah ini dilakukan di bawah kepemimpinan pelatih Shin Tae-yong dan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. 

Sejumlah pemain keturunan yang dinaturalisasi telah memperkuat timnas, di antaranya Jordi Ahmad dan Sandy Walsh yang sah menjadi WNI pada November 2022, Rafael Struick dan Elkan Baggott pada Mei 2023, serta Justin Hubner dan Mees Hilgers pada Desember 2023.

Terbaru, Nathan Tjoe-A-On dan Ragnar Oratmangoen menjadi WNI pada Maret 2024, disusul Martin Paes pada Mei 2024, dan Calvin Vedronk dan Jens Raven pada Juni 2024.

Para pemain keturunan ini telah memberikan kontribusi signifikan bagi Timnas Indonesia, yang berhasil lolos ke putaran final kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia bersama 17 negara Asia lainnya. 

Namun, langkah ini tidak lepas dari perhatian dan komentar pedas dari fans sepak bola Malaysia.

Beberapa komentar dari fans Malaysia antara lain menyebutkan bahwa Indonesia terlalu ambisius di bawah kepemimpinan Erick Thohir. 

Mereka mengkritik Indonesia yang dinilai "memborong" pemain warisan dari Belanda, bahkan ada yang menyebut Indonesia sedang dijajah kembali oleh Belanda.

Seorang fans berkomentar, "Terlalu ambisius Erick Thohir, menjadi Dutch Nesia. Indonesia sedang dijajah oleh Netherland kembali. 

Thailand baru mau jejak cari warisan, Indonesia makin mengganas cari warisan kita pula dah."

Ada juga yang menyarankan Indonesia untuk kembali menggunakan pemain lokal, "Mula-mula selalu cari warisan mungkin mau kembali pakai pemain lokal saja. 

Ini betul-betul borong sakan. Ini memang tak berfungsi langsung Liga Depa kalau tak juara AF tahun ini."

Beberapa fans Malaysia juga merasa iri dan kecewa, "Jika ia berterusan dalam 5 tahun yang akan datang Indonesia boleh jadi top 30 Asia. 

Selain presiden Tim Thailand, Pak Erick antara insan yang inginkan pokok negara masing-masing terus maju jaya. 

Buka matalah tengok macam mana Pak Erick Thohir buat kerja, ini baru betul leader nak tengok negara dia maju."

Namun, tidak semua komentar bernada negatif. Ada juga yang melihat langkah ini sebagai persaingan yang lebih sehat, "Paling tak suka bila menaturalisasikan pemain asing. Player tempatan kenalah perform betul-betul kalau nak masuk tim kebangsaan. Persaingan jadi lebih sehat."

Reaksi fans Malaysia ini mencerminkan campuran antara iri hati, kekhawatiran, dan kekaguman terhadap keberhasilan Timnas Indonesia dalam menarik pemain-pemain berkualitas dari luar negeri.

Strategi naturalisasi yang diterapkan oleh PSSI di bawah Erick Thohir tampaknya membuahkan hasil yang signifikan, meskipun masih menjadi perdebatan di kalangan penggemar sepak bola negara tetangga.

Keberhasilan Timnas Indonesia dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia menunjukkan bahwa langkah naturalisasi pemain ini bukanlah tanpa hasil. 

Pemain-pemain keturunan yang dinaturalisasi ini tidak hanya menambah kekuatan timnas secara teknis, tetapi juga membawa pengalaman dan mentalitas bertanding di level internasional yang lebih tinggi. 

Jordi Amat, Sandy Walsh, Rafael Struick, Elkan Baggott, Justin Hubner, Mees Hilgers, Nathan Tjoe-A-On, Ragnar Oratmangoen, Martin Paes, Calvin Vedronk, dan Jens Raven merupakan contoh nyata bagaimana program naturalisasi dapat memberikan dampak positif bagi Timnas Indonesia.

Di sisi lain, kritik dan kecemburuan dari fans Malaysia menunjukkan bahwa keberhasilan Timnas Indonesia dalam mendatangkan pemain keturunan juga memicu ketidakpuasan dari negara tetangga. 

Fans Malaysia merasa bahwa kebijakan ini mengancam posisi dan prestasi timnas mereka sendiri di kancah sepak bola Asia Tenggara. 

Ada yang bahkan berpendapat bahwa Malaysia harus mengikuti jejak Indonesia dalam mencari pemain keturunan untuk memperkuat tim nasional mereka.

Namun, di balik semua kontroversi dan kritik tersebut, penting untuk melihat tujuan utama dari kebijakan naturalisasi ini.

Erick Thohir dan Shin Tae-yong telah menunjukkan komitmen mereka untuk memajukan sepak bola Indonesia ke level yang lebih tinggi. 

Dengan mendatangkan pemain keturunan berkualitas, mereka berusaha membangun timnas yang mampu bersaing tidak hanya di tingkat regional, tetapi juga di kancah internasional.

Kesuksesan Timnas Indonesia dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia merupakan bukti bahwa langkah ini sudah berada di jalur yang tepat. 

Meski masih ada tantangan dan kritik yang harus dihadapi, optimisme bahwa sepak bola Indonesia bisa terus maju dan berkembang tetap tinggi. 

Fans sepak bola Indonesia tentunya berharap agar timnas bisa terus menunjukkan performa terbaiknya di ajang-ajang internasional yang akan datang. (anf)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral