Timnas U-17 mengheningkan cipta untuk korban tragedi Kerusuhan Kanjuruhan..
Sumber :
  • tvonenews/julio

Begini Situasi Timnas U-17 saat Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan Terjadi

Selasa, 4 Oktober 2022 - 16:47 WIB

Cibinong, Jawa Barat – Tragedi maut Kerusuhan Kanjuruhan yang menewaskan ratusan manusia menyentak dunia. Para pemain Timnas U-17 pun tidak percaya saat mendapat kabar yang memilukan.

Tim nasional (Timnas) sepakbola Indonesia usia di bawah 17 tahun (U-17) harus mengatur konsentrasi penuh agar lolos dari kualifikasi Piala Asia. Namun cobaan datang bagi Timnas U-17 saat mendengar tragedi maut terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Para pemain Timnas U-17 sedang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, saat tragedi sepakbola pecah di Kanjuruhan, Malang. Timnas binaan pelatih Bima Sakti sedang bersiap untuk melakukan pertandingan pertama kualifikasi Piala Asia U-17 2023 di Cibinong, Jawa Barat.

Sabtu malam, 01 Oktober 2022, Timnas U-17 sedang berkumpul untuk mempelajari kondisi empat calon lawan di kualifikasi Piala Asia U-17. Sebagai tuan rumah Grup B yang berisi lima negara, Indonesia tidak tampil pada pertandingan hari pertama dan baru akan main pada hari kedua.

Pada hari pertama, empat negara lain peserta Grup B yang tampil saling berhadapan. Uni Emirat Arab (UEA) beradu dengan Guam dan Malaysia berjumpa Palestina. Menurut jadwal, Indonesia baru akan main dengan melawan UEA pada Rabu, 05 Oktober 2022.

 

Seluruh Awak Terkejut dan Prihatin

Kendati tidak main, Timnas memanfaatkan waktu lowong dengan menonton pertandingan empat rival. Laga pertama kualifikasi Piala Asia U-17 berlangsung pada Sabtu sore, mulai pukul 16:00 WIB, berupa laga Palestina dan Malaysia di Stadion Pakansari, Cibinong.

Pertandingan selanjutnya di Grup B mempertemukan Uni Emirat Arab dan Guam pada jam delapan malam Waktu Indonesia Barat. Laga yang berjalan pada pukul 20:00 WIB di Pakansari, Cibinong berbarengan dengan duel Arema versus Persebaya pada lanjutan Liga 1 di Kanjuruhan, Malang.

“Sabtu lalu, kami menonton pertandingan Palestina dan Malaysia, kemudian lanjut dengan laga UEA dan Guam,” cerita pelatih Timnas U-17, Bima Sakti, tentang aktivitas pelatih dan pemain Timnas U-17 pada Sabtu, 01 Oktober 2022.

Staf dan para pemain Timnas U-17 tidak mengetahui peristiwa perih terjadi di titik lain Pulau Jawa. “Beberapa waktu setelah pertandingan selesai, kami baru tahu ada kejadian di Malang. Kami juga shock, dan sangat sedih karena korban yang begitu banyak,” urai Bima Sakti prihatin.

“Semua kami terkejut. Tentu kemudian kami berharap, ini kejadian yang terakhir di sepakbola kita,” harap pelatih yang pernah berkarier di Persema, klub asal Malang, dan tetangga Arema.

“Semoga ini jadi kebangkitan untuk sepakbola kita dan momen ini menjadi pemersatu semua suporter agar lebih dewasa, saling menjaga, dan sepakbola kita maju ke depan,” imbuh Bima Sakti.

Secara pribadi, Bima Sakti Tukiman punya kedekatan dengan Malang Raya. Bima Sakti mengenal Kota Malang dan Kabupaten Malang karena pernah memperkuat Persema Malang selama enam musim, rentang waktu terlama dalam kariernya sebagai gelandang di sembilan klub Liga Indonesia.

“Malang ini kota yang indah dan nyaman untuk tempat tinggal. Selama enam tahun, saya memperkuat Persema Malang. Secara emosional, kedekatan saya dengan Malang sangat besar dan saya sampai punya rumah di sana,” ujar pelatih muda berusia 46 tahun.

Lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur, lelaki berdarah Jawa sangat betah tinggal dan berkarier di Malang. “Suasananya nyaman dan atmosfer sepakbolanya juga bagus. Memang suporter Persema jauh dengan Arema tapi loyalitas sangat luar biasa untuk Arema juga,” lanjut Bima Sakti.

Setelah mendapat kabar banyak suporter tewas, Bima dan stafnya membesarkan hati anak-anak asuhnya. Sang pelatih meminta para pemain Timnas U-17 agar tetap fokus pada tugas membela negara pada kualifikasi Piala Asia U-17 hingga lolos ke putaran final pada 2023. (raw)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral