- REUTERS/Matteo Ciambelli
Dilema Lini Tengah AC Milan: Otot vs Visi Bermain, Siapa yang Dipilih Allegri Jadi Pendamping Rabiot Lawan Torino?
Jakarta, tvOnenews.com - AC Milan terus mematangkan persiapan jelang laga tandang melawan Torino pada Selasa dini hari nanti. Tim asuhan Massimiliano Allegri datang dengan ambisi besar untuk kembali ke jalur kemenangan usai tersingkir dari Coppa Italia pekan lalu.
Kekalahan tersebut membuat Allegri ingin memberikan respons cepat kepada para pendukung Rossoneri. Ia menegaskan bahwa Milan masih berada di jalur yang tepat dan membutuhkan kemenangan untuk menjaga ritme di papan atas.
Di tengah persiapan akhir, hampir seluruh posisi dalam starting XI telah diputuskan oleh Allegri. Namun satu tempat di lini tengah masih menyisakan perdebatan besar di internal staf pelatih.
Posisi tersebut menjadi rebutan dua pemain dengan karakter yang sangat berbeda, yakni Samuele Ricci dan Ruben Loftus-Cheek. Keduanya menawarkan dinamika permainan yang bertolak belakang namun sama-sama penting untuk kebutuhan taktik Milan.
Menurut laporan MilanNews, gelandang Swiss Ardon Jashari sudah dicoret dari persaingan. Hal itu membuat pilihan Allegri mengerucut pada Ricci yang lebih elegan dan Loftus-Cheek yang lebih mengandalkan fisik.
Loftus-Cheek dikenal sering masuk ke kotak penalti dengan timing yang tepat. Ia memberi ancaman melalui duel udara dan pergerakan vertikal, yang bisa memberi ruang bagi Christian Pulisic untuk bergerak lebih leluasa di sisi sayap.
Di sisi lain, Ricci menawarkan kontrol permainan yang lebih tenang dan rapi. Ia mengutamakan kecerdasan membaca ruang serta distribusi bola yang akurat, sehingga dapat menjadi penyeimbang bagi Modric dan Rabiot di lini tengah.
Faktor tambahan yang membuat Ricci menarik adalah pengalamannya bersama Torino musim lalu. Allegri diyakini mempertimbangkan kedekatannya dengan karakter permainan Il Toro yang bisa menjadi keuntungan kecil bagi Milan.
Namun awal musim Ricci yang belum konsisten membuat keputusan ini tidak sederhana. Allegri ingin memilih pemain yang tidak hanya siap secara taktik, tetapi juga kuat secara mental untuk menghadapi tekanan laga tandang.
Duel melawan Torino sendiri tidak akan mudah bagi Milan. Rossoneri hanya meraih satu kemenangan dari 12 lawatan terakhir ke Stadio Grande Torino, sebuah catatan yang menuntut fokus tinggi sejak menit pertama.