news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Para Pemain Inter Milan saat Hadapi Como FC di Liga Italia.
Sumber :
  • REUTERS/Daniele Mascolo

Fabregas Akui Sengaja Lakukan Ini Hingga Buat Como Dibantai Inter Milan: Lebih Baik Kalah Telak Daripada…

Pelatih Como 1907, Cesc Fabregas, menunjukkan kebesaran hatinya usai tim asuhannya dipaksa menelan pil pahit kekalahan telak 0-4 dari Inter Milan.
Minggu, 7 Desember 2025 - 14:37 WIB
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com – Pelatih Como 1907, Cesc Fabregas, menunjukkan kebesaran hatinya usai tim asuhannya dipaksa menelan pil pahit kekalahan telak 0-4 dari Inter Milan. Meski babak belur di San Siro, pelatih asal Spanyol itu menegaskan tetap bangga dan enggan mengkhianati filosofi permainan menyerang yang dianutnya.

Padahal, I Lariani datang ke markas sang juara bertahan dengan reputasi mentereng sebagai salah satu tim paling konsisten di Serie A musim ini. Mereka bahkan memegang status sebagai tim dengan pertahanan terbaik yang belum pernah kebobolan lebih dari satu gol dalam satu pertandingan sebelumnya.

Namun, Inter Milan tampil bak monster yang lapar sejak menit awal dan langsung memberondong pertahanan Como tanpa ampun. Lautaro Martinez membuka keran gol tuan rumah, disusul oleh pesta gol yang dituntaskan oleh Marcus Thuram, Hakan Calhanoglu, dan Carlos Augusto.

Carlos Augusto dan Alessandro Bastoni rayakan gol Inter Milan
Sumber :
  • REUTERS/Daniele Mascolo

 

Fabregas mengakui bahwa melihat papan skor dengan margin empat gol sangatlah menyakitkan, namun ia merasa anak asuhnya tidak kalah dalam hal nyali. Ia menilai perbedaan kualitas permainan di atas lapangan sebenarnya tidak sejauh angka yang terpampang di papan skor.

"Sulit menganalisis kekalahan telak seperti ini, tetapi saya jujur saja tidak melihat perbedaan yang sangat besar dalam hal sepak bolanya," ujar Fabregas kepada DAZN Italia.

Legenda Arsenal itu menilai Inter menang karena memiliki efisiensi level dunia di lini serang. Fabregas pun blak-blakan mengakui sempat terbesit pikiran untuk mengubah pendekatan taktik menjadi lebih pragmatis demi meredam agresivitas lawan.

Namun, ia akhirnya memilih untuk "sengaja" tetap setia pada gaya permainannya yang menekankan pressing tinggi dan penguasaan bola. Baginya, identitas tim jauh lebih mahal harganya daripada sekadar bermain aman untuk menghindari kekalahan.

"Saya lebih memilih kalah seperti ini daripada harus bertahan dengan formasi 5-4-1 atau 6-3-1," ucapnya dengan nada tegas menyindir gaya main "parkir bus".

Ia menambahkan bahwa kekalahan telak terkadang memberikan pelajaran yang jauh lebih berharga bagi perkembangan tim. Menurutnya, hal itu lebih baik daripada meraih kemenangan keberuntungan yang membuat seorang pelatih terlihat jenius padahal rapuh.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral