- REUTERS/Claudia Greco TPX IMAGES OF THE DAY
Pernataan Tegas Lautaro Martinez Usai Bawa Inter Milan Menang 4-0 atas Como, Buktikan Nerazzurri Penantang Serius Scudetto
Jakarta, tvOnenews.com - Lautaro Martinez kembali menjadi pusat perhatian setelah membawa Inter Milan meraih kemenangan telak 4-0 atas Como di Giuseppe Meazza. Penyerang asal Argentina itu menegaskan bahwa timnya menunjukkan kekuatan sebenarnya saat menghadapi salah satu tim dengan performa terbaik di Serie A musim ini.
Inter memasuki laga tersebut dengan tekanan besar karena Como belum pernah kebobolan lebih dari satu gol dalam satu pertandingan sepanjang musim. Situasi itu membuat kemenangan dengan selisih empat gol terasa semakin impresif bagi publik San Siro.
Pada pertandingan tersebut, Lautaro membuka keunggulan sebelum Marcus Thuram, Hakan Calhanoglu, dan Carlos Augusto menambah pundi-pundi gol Nerazzurri. Performa solid di semua lini memperlihatkan kedewasaan Inter dalam merespons tekanan lawan.
“Kami membuktikan bahwa kami memiliki kekuatan besar saat menghadapi tim seperti Como, yang tampil sangat baik musim ini dan memiliki pemain muda berkualitas,” ujar Lautaro kepada DAZN Italia. Ia menekankan bahwa komitmen Inter untuk meraih tiga poin di setiap laga menjadi prioritas utama.
Gol ke gawang Como membuat Lautaro kini telah membobol 30 dari 31 klub berbeda yang pernah ia hadapi di Serie A. Satu-satunya tim yang belum ia taklukkan hanyalah Chievo, dan itu pun terjadi dalam satu kesempatan bermain.
Sebelum pertandingan dimulai, Lautaro menerima penghargaan atas posisinya yang semakin tinggi dalam daftar pencetak gol sepanjang masa Inter. Ia mengaku terkadang tidak menyadari besarnya pencapaian tersebut karena fokusnya hanya pada kerja keras setiap hari.
“Saya tidak memiliki masa kecil yang mudah, tetapi saya tidak akan berada di sini tanpa dukungan keluarga,” tuturnya. Lautaro juga mengucapkan terima kasih kepada para pendukung yang selalu memberikan cinta dan dukungan sejak hari pertama.
Dua pekan lalu, Lautaro sempat menjadi sasaran kritik atas performanya. Namun ia mengaku sudah belajar menghadapi tekanan dan kini lebih memilih mendengarkan dukungan dari rekan-rekannya di ruang ganti.
“Ketika masih muda, kritik memang menyakitkan, tetapi sekarang saya tahu mana yang harus saya dengarkan,” katanya. Menurutnya, energi positif dari tim jauh lebih penting daripada komentar dari luar.