Igor Tudor Ngamuk Juventus Gagal Menang atas Villarreal di Liga Champions: Terlalu Tegang, Banyak Salah Oper

Jakarta, tvOnenews.com - Pelatih Juventus, Igor Tudor, menyoroti kesalahan anak-anak asuhannya usai gagal menang atas Villarreal di Liga Champions. Laga itu berakhir imbang 2-2.

I Bianconeri melawat ke Estadio de la Ceramica untuk laga pekan kedua Liga Champions. Mereka berusaha untuk meraih tiga poin perdana setelah ditahan Borussia Dortmund dengan skor 4-4.

Si Nyonya Tua tertinggal lebih dulu sejak menit ke-18 akibat gol Georges Mikautadze. Gol itu membuat mereka tertinggal 0-1 pada saat jeda turun minum.

Setelah jeda, Igor Tudor memasukkan Francisco Conceicao dan itu mengubah keadaan. Di menit-menit awal babak kedua, umpannya hampir membuat Jonathan David membuka skor..

Pada menit ke-49, Juve akhirnya berhasil menyamakan skor melalui tendangan salto Federico Gatti. Tak lama kemudian, giliran Conceicao yang mencetak gol setelah mencuri bola di pertahanan lawan.

Sayangnya, keunggulan 2-1 tersebut tak mampu dipertahankan oleh Juve. Gawang Mattia Perin kembali kebobolan di menit-menit akhir.

Kali ini, mantan pemain Juve sendiri, Renato Veiga, yang mencetak gol. Sundulannya dari situasi sepak pojok memaksa duel berakhir imbang 2-2.

Dengan demikian, Juve belum pernah menang di Liga Champions sejauh ini. Selain itu, mereka juga berada dalam rangkaian minor usai meraih hasil imbang dalam empat laga beruntun.

Setelah laga, Igor Tudor meminta maaf. Namun dia juga memperlihatkan kekesalannya atas cara Juventus kebobolan di menit-menit akhir lewat bola mati.

“Saya minta maaf, itu bagian dari permainan. Anda tidak bisa kehilangan sebuah pertandingan di detik-detik terakhir dari sepak pojok  seperti itu. Kami akan meraih satu poin ini dan move on,” kata Tudor, sebagaimana dilansir dari Football-Italia.

Menurut Tudor, anak-anak asuhannya terlalu tegang. Itu membuat mereka gegabah dan banyak melakukan salah operan.

“Kami telah berupaya dan mempersiapkan diri sebaik mungkin, namun kami memang mengalami beberapa kesulitan. Ada terlalu banyak hiruk-pikuk dan ketegangan. Terlalu banyak operan sederhana yang salah dilakukan,” sambungnya.