- AC Milan
Bursa Transfer AC Milan: Profil dan Bedah Kualitas Ardon Jashari, Si Pirlo Swiss yang Resmi Jadi Amunisi Anyar Rossoneri
Jakarta, tvOnenews.com – Setelah melalui saga transfer yang berlangsung lebih dari dua bulan, AC Milan akhirnya resmi memperkenalkan Ardon Jashari sebagai rekrutan anyar mereka dari Club Brugge.
Kepastian transfer ini diumumkan Milan pada Rabu (6/8/2025) malam waktu setempat, usai sang pemain menyelesaikan rangkaian tes medis dan menandatangani kontrak jangka panjang hingga 30 Juni 2030.
“AC Milan mengumumkan perekrutan permanen Ardon Jashari dari Club Brugge. Gelandang asal Swiss ini telah menandatangani kontrak dengan Rossoneri hingga 30 Juni 2030,” demikian pernyataan resmi klub.
- AC Milan
Transfer Jashari disebut menelan biaya sekitar 39 juta euro, sebagaimana dilaporkan jurnalis kenamaan Fabrizio Romano yang lebih dulu memberikan sinyal “Here we go” atas kesepakatan tersebut.
Kehadiran Jashari diyakini untuk memperkuat lini tengah Milan, terutama setelah kepergian Tijjani Reijnders yang hijrah ke Manchester City.
Pemain berusia 23 tahun itu akan bergabung dengan Luka Modric dan Samuele Ricci, membentuk poros baru di jantung lini tengah skuad asuhan Paulo Fonseca.
Ketiganya digadang-gadang sebagai fondasi utama proyek jangka panjang Milan di bawah kepemilikan RedBird Capital.
Jashari telah menjalani sesi latihan perdananya pada Rabu sore dan berpeluang tampil dalam laga uji coba melawan Leeds United di Dublin dan Chelsea di London akhir pekan ini.
Lahir di Cham, Swiss, pada 30 Juli 2002, Ardon Jashari tumbuh sebagai salah satu gelandang paling menjanjikan di Eropa.
Dengan tinggi badan 1,81 meter dan kaki dominan kanan, ia dikenal sebagai gelandang modern yang mengandalkan visi bermain dan distribusi bola yang akurat.
- instagram.com/clubbrugge/
Setelah resmi berseragam AC Milan, Jashari akan mengenakan nomor punggung 30.
Di level internasiona, tercatat ia sudah mengoleksi empat caps bersama timnas senior Swiss sejak debut pada September 2022.
Gaya bermainnya yang tenang, cerdas, dan penuh kendali membuat banyak pengamat menjulukinya sebagai “Pirlo dari Swiss”.
Ia piawai membaca permainan, mengatur tempo, dan mampu berkontribusi di dua sisi permainan, bertahan maupun menyerang.
Ketangguhannya dalam duel dan stamina yang prima menjadikannya gelandang serba bisa.