- AC Milan
Tanpa Reijnders, Ini Cara Allegri Ubah Wajah Lini Tengah AC Milan Musim Depan
Jakarta, tvOnenews.com – Kepergian Tijjani Reijnders memang meninggalkan lubang besar di lini tengah AC Milan, namun pelatih anyar Rossoneri, Massimiliano Allegri, sudah memiliki rencana lain.
Sang pelatih dikabarkan tidak ingin mencari sosok pengganti yang serupa. Sebaliknya, ia memilih membangun ulang lini tengah dengan pendekatan dan karakter yang berbeda.
Selama dua musim membela AC Milan, Reijnders tampil dalam 104 laga dan mencetak 19 gol. Ia bahkan menyabet gelar Gelandang Terbaik Serie A 2024/25.
Berkaca dari statistik tersebut, tak heran jika kepindahannya ke Manchester City menjadi pukulan telak, baik bagi tim maupun para suporter yang telah menjadikannya idola.
Namun, seperti dilaporkan La Gazzetta dello Sport, proyek baru Milan di bawah Allegri tidak diarahkan untuk mengkloning gaya bermain Reijnders.
Fokus utama justru menciptakan lini tengah yang lebih mengutamakan kontrol bola, umpan presisi, dan dominasi permainan.
Allegri disebut sangat menginginkan Ardon Jashari sebagai rekrutan berikutnya setelah Luka Modric dan Samuele Ricci.
Ketiganya diproyeksikan menjadi poros lini tengah baru Milan yang lebih stabil dan kreatif.
“Era baru Milan akan dimulai bersama pemain-pemain yang tahu cara menjaga penguasaan bola dan piawai dalam mengatur ritme,” tulis Gazzetta.
Dalam skema Allegri, Milan akan bermain dengan pendekatan penguasaan bola penuh.
Penetrasi dari lini kedua akan ditentukan oleh para mezzala (gelandang tengah menyerang), namun kendali permainan tetap dipegang oleh regista, posisi yang kemungkinan diisi oleh Modric atau Ricci.
Uniknya, nama Granit Xhaka justru mulai tersingkir dari radar karena dianggap terlalu mirip dengan profil pemain yang sudah ada. Allegri kabarnya lebih percaya pada potensi Ardon Jashari ketimbang Javi Guerra.
Sang gelandang Swiss pun disebut telah menempatkan Milan di urutan teratas pilihannya.
Transformasi besar ini menggambarkan arah baru Milan di bawah kendali Allegri. Salah satu contohnya adalah rencana melepas Yunus Musah dan menggantinya dengan Jashari.
Langkah ini menandakan bahwa Milan tidak hanya berevolusi secara taktik, tetapi juga memperbarui identitas permainannya.
Jika semua berjalan sesuai rencana, Rossoneri siap kembali menjadi kekuatan dominan di Serie A musim depan.