Ruben Amorim Akhirnya Buka Suara soal Isu Pemecatan di MU, Ordal Setan Merah Langsung Beri Reaksi Begini

Jakarta, tvOnenews.com – Pelatih Manchester United, Ruben Amorim akhirnya buka suara soal isu pemecatan di MU.

Pernyataan dari pelatih asal Portugal itu pun langsung membuat orang dalam (ordal) Setan Merah memberikan reaksi.

Seperti diketahui, Amorim diberi ultimatum oleh Ineos pada November 2024 untuk bergabung dengan Manchester United saat itu juga atau tidak sama sekali.

Namun jika diberi pilihan, ia ingin bergabung pada musim panas 2025 setelah menghabiskan musim bersama Sporting Lisbon.

Tapi pada akhirnya, Amorim memilih untuk bergabung dengan klub raksasa Liga Inggris tersebut pada November tahun lalu dengan kontrak hingga Juni 2027.

Apesnya, Amorim memiliki awal yang buruk bersama MU di Liga Inggris dan memiliki rasio kemenangan terburuk dibandingkan pelaih lainnya pasca-Sir Alex Ferguson.

Pelatih kepala asal Portugal itu mungkin tidak memberikan dampak yang diinginkannya dalam empat bulan pertamanya di Old Trafford.

Dia telah dilemparkan langsung ke MU yang situasinya seperti kapal yang tenggelam. Amorim tidak hanya harus berhadapan dengan hasil buruk Setan Merah.

Tetapi ia juga menghadapi pertanyaan tanpa henti tentang kekacauan MU di luar lapangan hingga isu pemecatan dirinya dari Setan Merah.

Termasuk isu salah satu pemilik MU, Sir Jim Ratcliffe yang memecat 250 pekerja dalam upaya memangkas biaya pada Juli 2024 lalu.

Sir Jim Ratcliffe dikabarkan khawatir bahwa Setan Merah bisa mengalami kebangkrutan jika tidak segera memangkas biaya operasional secara drastis.

Baru-baru ini, kejujuran dan transparansi Amorim dalam konferensi pers telah membuat penggemar Manchester United tahu situasi yang sebenarnya..

Komunikasi Amorim dipuji, dan ia tampil cemerlang dalam menanggapi pemutusan hubungan kerja alias pemecatan ratusan karyawan MU tersebut.

Dengan berani, Amorim menerima kesalahan atas pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh manajemen MU.

“Saya pikir sangat penting bagi kami di tim utama, pelatih dan pemain, untuk tidak mengabaikan itu (PHK/pemecatan),” kata Amorim, dikutip dari United Infocus.

“Orang-orang kehilangan pekerjaan sehingga kita harus mengakui bahwa itu masalah terbesar adalah tim sepak bola,” tambahnya.