Jakarta – Setelah isu perjudian melanda, PSSI akhirnya bersikap. PSSI meminta klub-klub peserta liga profesional untuk menghentikan kerja sama dengan unsur perjudian.

Di tengah isu besar tentang pembunuhan yang melibatkan pula dugaan perjudian, tema serupa menjalar ke sepakbola dalam negeri dan PSSI. Liga Indonesia musim 2022-2023 yang baru bergulir tak lepas dari kaitan dengan perjudian yang tampil dalam bentuk sponsorship bagi klub-klub peserta Liga 1.

Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi menyatakan telah meminta seluruh peserta untuk menghentikan kerja sama dengan rumah perjudian. Sekjen mengatakan sikap PSSI setelah ada laporan ke Bareskrim Polri, Senin (22/08/2022), soal dugaan keterkaitan beberapa klub Liga 1 dengan perusahaan judi.

"Sepakbola tidak boleh meresahkan. Jadi kami minta para anggota untuk mengambil langkah terbaik. Sebelum ada hal-hal meresahkan, kami menyarankan agar kerja sama itu dihentikan dahulu," ujar Yunus, seperti tertera pada laman PSSI, Selasa (23/08/2022).

Yunus Nusi memastikan akan memanggil dan meminta klarifikasi tiga klub yang dilaporkan ke Bareskrim Polri terkait perjudian. PSSI akan melihat apakah ada pelanggaran hukum dalam kebijakan klub-klub.

Masalah Sponsor Klub

Selain klub-klub, bahkan PSSI menjadi pihak yang dilaporkan ke Bareskrim Polri, bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan tiga klub Liga 1 Indonesia 2022-2023, yaitu Persikabo 1973, PSIS Semarang serta Arema FC, terkait praktik perjudian dalam sepakbola.

Dalam laporannya, pelapor menyatakan Persikabo 1973 mempromosikan situs judi melalui sponsor SBOTOP, PSIS dengan dukungan Skore88.news yang berafiliasi dengan situs judi Skore88, dan Arema FC melakukan bekerja sama dengan Bola88.fun yang terhubung dengan situs judi Bola88.

Menurut Indonesia Police Watch (IPW), laporan menyangkut PSSI dan sejumlah pihak berasal dari seorang akademisi sekaligus pencinta sepakbola, Rio Johan Putra. (ant/raw)