- Instagram @memoryarema
Masih Ingat Sonny Kurniawan? Eks Wonderkid Persib dan Persija yang Pernah Bersinar di Liga Indonesia Era 2000-an
tvOnenews.com - Nama Sonny Kurniawan sempat menjadi bagian dari denyut sepak bola nasional pada era akhir 1990-an hingga 2000-an.
Ia dikenal sebagai bek sayap tangguh yang pernah memperkuat sejumlah klub besar Indonesia, termasuk Persija Jakarta dan Persib Bandung, serta mencicipi atmosfer Timnas Indonesia.
Perjalanan profesional Sonny dimulai pada 1998 bersama Petrokimia Putra Gresik.
Saat itu usianya masih 19 tahun, namun ia sudah dipercaya tampil di level tertinggi kompetisi nasional.
Kesabaran dan konsistensinya bersama Petrokimia akhirnya berbuah manis ketika klub tersebut berhasil meraih gelar juara Liga Indonesia 2002.
Momen puncak itu terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, saat Petrokimia menaklukkan Persita Tangerang dengan skor 2-1 di partai final.
Gelar juara tersebut sekaligus membuka pintu Sonny untuk mendapatkan panggilan memperkuat Timnas Indonesia yang kala itu ditangani Ivan Kolev.
Meski hanya bertahan sekitar satu tahun karena ketatnya persaingan dengan pemain-pemain senior, pengalaman berseragam Merah Putih menjadi pencapaian penting dalam kariernya.
Selepas dari Petrokimia, Sonny melanjutkan petualangannya ke PSPS Pekanbaru pada musim 2003.
Tim tersebut saat itu dikenal bertabur pemain bintang, termasuk sejumlah pilar Timnas Indonesia.
Setelah itu, ia sempat membela Arema Malang, Persija Jakarta, hingga akhirnya bergabung dengan Persib Bandung pada 2007.
Bersama Persib, Sonny merasakan atmosfer sepak bola Jawa Barat yang fanatik.
Namun seiring bertambahnya usia, performanya perlahan menurun.
Ia kemudian melanjutkan karier di klub-klub level bawah sebelum akhirnya memutuskan gantung sepatu pada 2012, di usia 37 tahun.
Klub terakhir yang dibelanya adalah Deltras Sidoarjo.
Usai pensiun, Sonny sempat menjauh dari dunia sepak bola selama beberapa tahun. Namun kecintaannya pada lapangan hijau membuatnya kembali, kali ini sebagai pelatih.
Dengan dukungan rekan lamanya, Nova Arianto, Sonny mulai menempuh jalur kepelatihan dari lisensi C dan perlahan membangun karier barunya di pinggir lapangan.
Perjalanan menjadi pelatih ternyata tidak mudah. Sonny secara terbuka mengakui bahwa dunia kepelatihan di Indonesia penuh tantangan, mulai dari mahalnya biaya lisensi lanjutan hingga minimnya jaminan pekerjaan bagi pelatih berlisensi.