Masih Ingat Marcio Souza? Sempat Jadi Bintang Liga 1 yang Dipuja Fans Persib hingga Persela, Setelah Pulang Kampung Nasibnya Malah Jadi…
tvOnenews.com - Nama Marcio Souza pernah begitu menggema di telinga para pencinta sepak bola Indonesia.
Pada era Liga 1 musim 2011/2012, ketika persaingan antar klub sedang panas-panasnya, striker asal Brasil itu dikenal sebagai salah satu legiun asing paling mematikan di kotak penalti.
Ketajamannya bersama Persela Lamongan, Semen Padang, Arema FC, hingga Persib Bandung membuat Souza menjadi figur yang sulit dilupakan.
Namun, siapa sangka perjalanan hidupnya setelah meninggalkan Indonesia justru berubah drastis dan jauh dari gemerlap sepak bola yang pernah membesarkan namanya.
Awal Gemilang: Dari Persela ke Klub-Klub Besar
- X/@lmgn_football
Souza mendarat di Indonesia pada 2006 setelah direkrut Persela Lamongan.
Tak butuh waktu lama baginya untuk mencuri perhatian. Dua musim berseragam Laskar Joko Tingkir, ia mengemas 44 gol dari 66 laga, sebuah torehan yang menempatkannya di jajaran striker asing paling produktif pada masanya.
Performa itu membuat klub-klub besar mengantre untuk mendapatkan jasanya.
Ia kemudian merapat ke Semen Padang dan membantu Kabau Sirah menembus Liga Super Indonesia.
Kariernya berlanjut ke Deltras Sidoarjo dan Arema FC, sebelum akhirnya mendarat di tim besar lainnya: Persib Bandung.
Ikon Persib dengan Selebrasi Unik
Musim 2011/2012 menjadi salah satu puncak popularitasnya. Meski hanya semusim di Persib, ia sukses menorehkan delapan gol dan meninggalkan kesan mendalam bagi bobotoh.
Selebrasinya yang meniru gaya komedian Tukul Arwana setiap kali mencetak gol membuatnya semakin lekat di hati para pendukung Maung Bandung.
Pada masa itu, nama Marcio Souza tak hanya identik dengan ketajaman di depan gawang, tetapi juga kepribadiannya yang ceria dan mudah disukai.
Kontroversi yang Menghentikan Karier
- Instagram/@marciosouza1401
Sayangnya, perjalanan Souza mulai berbelok tajam pada 2013 saat ia memperkuat Perseman Manokwari.
Ia terseret dalam kasus dugaan pengaturan skor pada laga melawan Persepar Palangkaraya.
Nilai transaksi diduga mencapai Rp50 juta, muncul sebagai kompensasi atas tunggakan gaji yang konon mencapai Rp800 juta dari pihak klub.