- Tangkapan layar - Persib
Mantan Striker Persib Bandung Banting Setir jadi Tukang Las, Begini Kabarnya Sekarang…
tvOnenews.com - Marcio Souza Da Silva lahir di Rio de Janeiro Brazil 40 tahun silam. Dia merupakan pesepakbola berposisi penyerang yang kariernya malang-melintang di kompetisi Indonesia.
Pemain kelahiran 14 Januari 1980 ini mengawali karier sepakbolanya di tanah air dengan bergabung ke Persela Lamongan sejak 2006-2008.
Bersama Laskar Joko Tingkir Marcio mencetak 44 gol dari 66 penampilan. Torehannya bersama Persela Lamongan membuat nama Marcio melambung, terlebih gaya selebrasi uniknya yang menerapkan gaya Tukul Arwana usai mencetak gol.
- Kolase tvOnenews.com/ Instagram @marciosouza1401
Sejak pindah dari Persela Lamongan Marcio tak henti-hentinya mencetak gol untuk klub yang dibelanya.
Dia bak pemain yang komplet, dari situasi apapun dia dapat mencetak gol mulai dari tendangan sederhana, lesatan jarak jauh, sundulan, maupun eksekusi bola mati. Bahkan Marcio juga tak jarang mengirim assist bagi rekan-rekannya.
Di Semen Padang Marcio berhasil mencetak sembilan gol. Di Deltras Sidoarjo dia menyumbang 14 gol. Satu musim bersama Arema dia menorehkan delapan gol dan di Persib Bandung menggondol tujuh gol.
Sempat membela Perseman Manokwari Marcio berhasil mencetak delapan gol kemudian hijrah ke Liga Malaysia dengan memperkuat Terengganu dengan sumbangan tiga gol.
Kontroversi Marcio Souza
- Twitter Persib
Meski memiliki banyak kenangan manis, namun nyatanya Marcio juga tak lepas dari sejumlah kontroversi. Dia bahkan termasuk pemain yang bertemperamen tinggi dan tak jarang terlibat keributan dengan kubu lawan.
Salah satunya adalah ketika memperkuat Deltras Sidoarjo Marcio pernah dilaporkan oleh panpel Persisam ke pihak kepolisian atas tuduhan penganiayaan.
Akibat beragam tindakan tak terpujinya itu Marcio sempat mendapat larangan bermain di tim-tim ISL pada tahun 2012.
Selain itu Marcio juga pernah diduga terlibat kasus pengaturan skor pada Oktober 2013. Saat itu ia bermain di Perseman Manokwari yang menjadi klub terakhirnya di Indonesia.
Pada laga kontra Persepar Palangkaraya, ia dituding telah menjual pertandingan senilai 50 juta Rupiah agar laga tersebut dimenangkan Persepar.