- REUTERS/Hamad I Mohammed
Kontroversi Hukuman Cristiano Ronaldo Melebar! FIFA Bisa Kena Sial di Piala Dunia 2026
Jakarta, tvOnenews.com - Masa depan Cristiano Ronaldo bersama Portugal di Piala Dunia 2026 kembali menjadi tanda tanya besar seusai timbul masalah baru.
Meski FIFA telah mengambil keputusan kontroversial yang membuat Ronaldo bisa tampil penuh di Piala Dunia, langkah itu kini terancam digugat secara hukum dan bisa berujung pada pemulihan larangan bertanding sang mega bintang Portugal.
Laporan Mail Sport menyebutkan, tim-tim yang nantinya berada satu grup dengan Portugal di putaran final Piala Dunia 2026 berpeluang mengajukan permohonan untuk membatalkan keputusan FIFA yang dianggap menguntungkan Ronaldo.
Mereka bahkan bisa membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (Court of Arbitration for Sport/CAS) demi memulihkan hukuman larangan bermain sang kapten.
Jika langkah hukum itu ditempuh, panel arbitrase CAS akan berkumpul di Swiss untuk menelaah kasus tersebut sebelum mengeluarkan putusan resmi.
Hingga kini belum jelas apakah tim-tim yang merasa dirugikan benar-benar akan melangkah sejauh itu, tetapi opsi tersebut terbuka lebar dan semakin memanaskan situasi jelang undian dan turnamen.
Negara-negara Britania Bisa Satu Grup dengan Portugal
Dalam skema undian, Inggris dipastikan tidak akan satu grup dengan Portugal di babak penyisihan grup Piala Dunia 2026.
Namun, negara Britania lain seperti Skotlandia, dan kemungkinan Republik Irlandia, Irlandia Utara, atau Wales—jika mampu lolos melalui babak play-off, bisa saja berada satu grup dengan Ronaldo dan kawan-kawan.
Isu ini juga tak hanya mengkhawatirkan calon lawan Portugal di fase grup.
Tim lain yang memiliki pemain yang sebelumnya dijatuhi sanksi larangan bertanding dan seharusnya absen di Piala Dunia juga berpotensi mengajukan keluhan serupa apabila merasa keputusan FIFA bersifat tidak adil dan diskriminatif.
Pihak mana pun yang ingin membawa persoalan ini ke CAS wajib membuktikan bahwa mereka terdampak langsung oleh keputusan FIFA dan memiliki kepentingan hukum yang perlu dilindungi.
Di sisi lain, langkah FIFA ini dinilai menciptakan preseden buruk dan memicu kontroversi besar menjelang turnamen yang akan digelar di Amerika Utara pada musim panas 2026.
Berawal dari Kartu Merah dan Skorsing Tiga Laga
Masalah ini bermula ketika Cristiano Ronaldo diganjar kartu merah langsung pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia setelah menyikut pemain Republik Irlandia, Dara O’Shea. Hukuman tersebut secara reguler berujung pada skorsing tiga pertandingan.
Artinya, Ronaldo bukan hanya absen pada laga kualifikasi terakhir melawan Armenia, tetapi juga dua pertandingan pertama fase grup Piala Dunia 2026.
Secara hitungan normal, Portugal seharusnya tampil tanpa sang bintang pada awal turnamen.
Namun, situasi berubah drastis ketika FIFA mengambil langkah mengejutkan. Badan sepak bola dunia itu mengubah hukuman menjadi skorsing dua tahun, bukan dalam jumlah pertandingan.
Skema baru ini justru membuat Ronaldo bisa tetap tampil penuh bersama Portugal di Piala Dunia, karena masa hukuman dianggap selesai sebelum turnamen dimulai.
Keputusan FIFA Memantik Kontroversi
Keputusan FIFA tersebut langsung memantik kritik dan tudingan pilih kasih. Banyak pihak menilai ada standar ganda ketika hukuman terhadap pemain tertentu bisa diubah dengan format yang menguntungkan menjelang turnamen besar.
Kini, keputusan untuk mengubah skorsing Ronaldo itu justru menjadi bumerang. Sebab, dasar hukum dan keadilannya berpotensi digugat oleh negara-negara yang merasa dirugikan atau kompetitornya diperlakukan tidak setara.
Jika CAS memutuskan bahwa perubahan skorsing tersebut tidak sah atau melanggar prinsip keadilan dalam kompetisi, bukan tak mungkin larangan tampil Ronaldo di awal Piala Dunia akan kembali diberlakukan.
Dalam skenario terburuk bagi Portugal, sang kapten bisa saja kembali harus absen di laga-laga awal turnamen, meski sudah sempat “diselamatkan” oleh keputusan FIFA.(lgn)