news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Silvio Escobar.
Sumber :
  • Instagram/Silvio Escobar

Cerita Lucu Silvio Escoba Takut Sunat setelah jadi Mualaf, Mantan Bintang Persija Itu Mengira...

Nama Silvio Escobar sempat menghiasi dunia sepak bola Indonesia, bukan hanya karena kariernya sebagai pemain naturalisasi, tetapi juga perjalanan hidupnya yang
Kamis, 2 Oktober 2025 - 14:36 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com – Nama Silvio Escobar sempat menghiasi dunia sepak bola Indonesia, bukan hanya karena kariernya sebagai pemain naturalisasi, tetapi juga perjalanan hidupnya yang penuh warna.

Lahir dan besar di Paraguay dalam keluarga Katolik, Escobar datang ke Indonesia pada 2014 dengan tekad mencari karier baru sebagai pesepak bola.

Namun perjalanannya jauh dari kata mulus. Ia mengalami pasang-surut kehidupan, dari bermain di klub profesional hingga mencicipi kompetisi tarkam berbayaran murah.

Silvio Escobar di Persija Jakarta
Sumber :
  • Persija Jakarta

 

Lambat laun, interaksi dengan lingkungan barunya membuatnya mantap berpindah keyakinan menjadi seorang mualaf, meski sempat diliputi ketakutan karena persoalan sunat.

Silvio Escobar pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia pada 2014 usai mendapat tawaran mendadak dari sebuah agen. Saat itu, ia baru saja menandatangani kontrak dengan klub Liga 2 Paraguay.

"Itu sebenarnya sedikit lucu ya. Saya datang dan teken kontrak bersama tim Liga 2 di Paraguay. Habis teken kontrak, saya balik ke rumah," kenang Escobar.

"Sebelum sampai rumah, bosnya telepon lagi. Terus dia tawarin saya ke Indonesia."

Tanpa banyak pertimbangan, ia menerima tawaran tersebut. Bahkan ia mengaku belum mengetahui di mana letak Indonesia saat tiket pesawat sudah dipesan untuk keberangkatannya tiga hari kemudian.

"Tidak dikasih tahu klubnya apa. Terus beli tiket dan tiga hari lagi berangkat. Padahal saya tidak tahu Indonesia di mana," ujarnya.

Silvio Escobar saat berseragam Persija Jakarta
Sumber :
  • Instagram/@persija

 

Setibanya di Indonesia, ia mulai mencari informasi dari teman satu negaranya yang sudah bermain lebih dulu, seperti Alfredo Cano. Namun peringatan yang ia terima justru cukup mengejutkan.

"Kemudian saya cari informasi, ada teman yang main di Indonesia Alfredo Cano. Dia bilang 'jangan ke sini, situasi tidak bagus. Mereka ambil kamu disuruh main tarkam'," ucap Escobar.

Dari Liga Profesional ke Tarkam Berbayar Rp1,5 Juta

Pada 2015, kompetisi sepak bola Indonesia sempat berhenti sementara, membuat banyak pemain kehilangan tempat bermain. Situasi ini juga dialami Escobar.

"Tahun 2015 saya mau ke Bali cuma liga berhenti sekitar 4 bulan atau 5 bulan, disitu saya kenal tarkam saya diajak agen Agung," katanya.

Pengalaman pertamanya bermain tarkam justru meninggalkan kesan mendalam.

"Tarkam pertama kali dibayar Rp 1,5 juta sekali pertandingan. Main pertama kali di Tangerang dan seru. Cuma di Indonesia ada tarkam, di luar negeri gak ada," ungkapnya sembari tertawa.

Meski hanya turnamen antar kampung, atmosfer pertandingan dan antusiasme warga membuatnya merasa diterima. Dari sinilah ia mulai memahami gaya hidup masyarakat Indonesia yang dekat dengan budaya sepak bola.

Kedekatannya dengan rekan-rekan satu tim yang beragama Islam perlahan menumbuhkan rasa ingin tahu. Ia mulai memperhatikan cara hidup mereka, mulai dari ibadah hingga kebiasaan sehari-hari. Tanpa disadari, ia merasakan ketertarikan mendalam terhadap ajaran Islam.

Namun prosesnya tidak langsung berjalan mulus. Ada satu hal yang menjadi penghalang besar yakni khitan atau sunat.

"Sekitar tahun 2014, saya tidak langsung jadi mualaf. Sebab saya di awalnya merasa sangat takut disunat," kata Escobar.

Ia mengaku sempat salah paham mengenai prosesnya.

"Dalam pandangannya, sunat itu menakutkan karena ada bagian tubuhnya yang akan dipotong. Otomatis akan kehilangan alat kelamin," ucapnya sambil bercanda.

Setelah mendapat penjelasan dari teman mualaf lainnya, ia mengerti bahwa yang dipotong hanya bagian kulit terluar, bukan seluruhnya seperti yang ia bayangkan.

"Jumat pagi saya bangun, saya sendiri jalan untuk sunat," ujarnya mengenang momen penting tersebut.

Silvio Escobar saat di Madura United
Sumber :
  • Madura United

 

Setelah bertahun-tahun berkarier dan menetap di Indonesia, Escobar merasa sudah menyatu dengan kultur dan masyarakatnya.

Ia mulai mencintai suasana kekeluargaan, keramahan warga sekitar, hingga dukungan suporter sepak bola yang menurutnya penuh semangat.

Pada 2020, Escobar mengambil langkah besar dengan mengajukan diri menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Ia menjalani seluruh proses legal dan akhirnya dinyatakan resmi menjadi WNI.

Kini Escobar membela Dejan FC dan aktif dalam berbagai kompetisi sepak bola di Tanah Air.

Ia dikenal sebagai salah satu pemain naturalisasi yang membangun kariernya dari bawah, tanpa mengandalkan popularitas instan.

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral