- Tangkapan layar Youtube Indonesia Lawyers Club / Muhammad Bagas / tim tvOnenews.com
Soal Keputusan 'Nyeleneh' PSSI, Pengamat: Stadion Pakansari yang Kalau Hujan Tergenang Lebih Layak dari JIS?
tvOnenews.com - Pengamat sepak bola, Tommy Welly atau kerap disapa Bung Towel ini menanggapi soal ramai polemik JIS (Jakarta International Stadium) disebut tidak sesuai standar FIFA hingga menyatakan perbedaan logika antara PSSI dan anak bola.
Jakarta International Stadium (JIS) menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini karena dinilai tidak sesuai dengan standar FIFA.
Salah satu faktor yang disebut-sebut belum memenuhi standar FIFA adalah kondisi rumput stadion sehingga menjadi alasan pula untuk direnovasi.
Polemik Stadion JIS yang disebut tak sesuai standar FIFA oleh PSSI dan Menteri PUPR. (Muhammad Bagas/tvOnenews)
Namun yang jadi polemik di masyarakat adalah justru yang menyatakan hal tersebut adalah Menteri PUPR, bukan dari FIFA langsung. Di mana hal itu langsung memicu kecaman dari netizen.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono
"Kondisi rumput sekarang menurut evaluasi ahlinya, yang juga mengevaluasi 22 stadion termasuk yg memasang rumput GBK untuk Asian Games, jelas tidak masuk dalam standar FIFA kalau dengan kondisi sekarang," ujar Basuki.
Selain itu, lahan parkir yang terbatas membuat JIS dinilai belum siap menggelar pertandingan sekelas Piala Dunia.
Akses keluar masuk penonton pun menjadi salah satu kekurangan yang harus segera diperbaiki.
Tentunya ramainya polemik atas stadion berkapasitas 82 ribu penonton yang dinilai belum memenuhi standar FIFA sehingga perlu sejumlah perbaikan, langsung mendapat banyak reaksi dari para politis hingga pengamat sepak bola.
Pengamat sepak bola pertanyakan logika PSSI soal pemakaian Stadion JIS
Pengamat sepak bola Bung Towel berbicara soal polemik JIS tidak sesuai standar FIFA. (source: Muhammad Bagas/tim tvOnenews)
Salah satunya adalah pengamat sepak bola kawakan, Tommy Welly atau kerap disapa sebagai Bung Towel.
Menurut, polemik ini hadir karena adanya kata sensitif 'JIS tidak sesuai standar FIFA'.
"Itu menjadi sensitif, itu menjadi dipersepsi seolah meng-downgrade, karena ada benturan dari informasi sepak bola, logika sepak bola dengan tidak sesuai standar FIFA," ujar Tommy Welly di Indonesia Lawyers Club.