- Freepik
Antara Sepak Bola, Hedonisme, dan Kenikmatan Seks
Moggi, Berlusconi, dan Abramovich memiliki aneka dorongan, misalnya, lapar dan haus, nafsu seks, dorongan agresi, mempertahankan harta kekayaan, ingin balas dendam, mata gelap, serta mengatrol gengsi dan popularitas diri.
Kalau saja Moggi, Berlusconi, dan Abramovich bertekad menjadi 'manusia utuh' maka ketiganya juga mengandalkan dorongan-dorongan lainnya, misalnya, menikmati keindahan alam, merdunya musik klasik, berbelas kasih, cinta, dan persahabatan.
Manusia tidak ditentukan hanya oleh dorongan mencari nikmat saja sebagaimana anjuran dari gaya hidup hedon.
Praktik hidup hedon yang dilakukan Moggi, Berlusconi, dan Abramovich itu di mata psikolog Abraham Maslow disebut sebagai fenomena metamotivasi dalam mewujudkan aktualisasi diri.
Artinya, pada permulaan manusia digerakkan serangkaian kebutuhan dasar biologis seperti lapar dan haus, nafsu seks, dorongan agresi, mempertahankan harta kekayaan, ingin balas dendam, mata gelap, serta mengatrol gengsi dan popularitas diri.
Kebutuhan-kebutuhan itu disebut juga sebagai kebutuhan tingkat rendah, kebutuhan materi, atau kebutuhan hewani (animal needs), sedangkan manusia memerlukan kebutuhan yang lebih tinggi (metaneeds), misalnya, kehidupan spiritual, relasi dengan Yang Ilahi, demikian tulis Hendro Setiawan dalam buku Manusia Utuh, Sebuah Kajian atas Pemikiran Abraham Maslow.
Bicara gaya hidup hedon, salah satu contoh dari kebutuhan hewani dapat diambil dari praktik hidup salah seorang kaisar zaman Romawi, Gaius Caligula. Ia dikenal sebagai sosok yang tidak mampu mengendalikan dorongan brutalitasnya.