Ilustrasi Seorang Muslim sedang Shalat.
Sumber :
  • Tim tvOne

Shalawat Tarhim, Lantuan Syair Syahdu Jelang Shalat

Minggu, 3 April 2022 - 16:47 WIB

Suara emas Al Hussary bisa kita nikmati melalui kaset, piringan hitam, cakram  padat, maupun piranti digital lainnya. Youtube menyimpan momen langka, manakala  sang syaikh didapuk  melantunkan ayat-ayat suci di Masjidil Haram. Saking terpesona, banyak qari internasional lalu bersusah-payah meniru, membikin "cover" irama Hussary. Sampai kini, hemat saya, belum ada yang mampu menandinginya.

Kaset dan piringan hitam berisi azan, salawat tarhim, serta bacaan berirama datar tanpa pengulangan (murattal) Hussary pernah dirilis di Tanah Air. Diantaranya bacaan Surah AI-Hujurat dan Ar-Rahman. Stiker kasetnya bergaris warna kuning, hitam, dan oranye. Sedangkan sampul  piringan hitamnya putih bergaris tengah biru dengan khat hitam. Kabarnya, dia pernah mampir ke Indonesia, lalu "dibajak" untuk merekam suaranya di studio Lokananta, Solo.

Semasa kecil dulu, saya sering menikmati suara merdu Hussary melalui  radio transistor Toshiba. Terkadang melalui radio tabung "mata kucing" Philips yang biasa dipanteng ayah saat sahur. Dari stasiun Radio Yasmara (Yayasan Masjid Rahmat) di kawasan  Kembang Kuning, Surabaya, suara rais jamiatul qura wal huffadz Al Azhar ini dipancarkan secara luas sejak 1960-an.

Suara ajaib nan ajib itu mampu menebalkan benteng rohani. Menjadi pengobar semangat agar tetap melek lahir dan batin setelah makan sahur-lalu bersegera subuhan. Meski terdengar lamat-lamat, kalimatnya menggetarkan, menerbangkan jiwa: wataqaddamta lishsholati fashalla kullu man fissamaa-i wa antal imamu. Seluruh penghuni langit bersalat di belakangmu, dan engkaulah yang menjadi imamnya.

Shalawat ini membawa pesan kemanusiaan sangat mendalam. Juga universal: untuk seluruh penghuni langit, tanpa terkecuali.  Sejalan dengan misi rahmatan Iil'alamin, rahmat bagi seluruh alam. Spirit ini, dibarengi akhlak luhur tauladan Nabi, semestinya bisa meruntuhkan benteng dan sekat-sekat sektarianisme pembentang jarak antara "kita" dan "mereka", kelompok "kita" versus "liyan" yang selama ini terbangun begitu tebal dan kokoh.

Penulis: Wahyu Muryadi, Wartawan Senior

 

Berita Terkait :
1
2
Tampilkan Semua
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:14
02:49
06:34
01:55
02:35
01:52
Viral