- tim tvonenews
Kemerdekaan
Bagaimana rasanya merdeka jika engkau terlahir jadi nelayan yang terus terancam nafkahnya karena gelombang laut yang menjadi lebih besar dari biasanya karena pasir lautnya didasar samudera digangsir dan ikan-ikan pergi karena terumbu karang lenyap dirusak oleh penambang yang kini dilegalkan negara.
Iya, daftar-daftar korban itu bisa makin panjang dan akan terus bertambah.
(Presiden Joko Widodo di area pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sumber: ANTARA)
Di hadapan para korban saya terngiang kata kata Albert Camus, sastrawan peraih Nobel yang sepanjang hidupnya berjuang melawan kekuasaan yang semena mena: “Aku tetap ingin mencintai negeriku, sambil tetap mencintai keadilan.”
Sayangnya, mencintai negeri ini sambil tetap mendekap keadilan bukan hal mudah.
Pekan lalu, setelah 78 tahun merdeka, pada sebuah pesta peringatannya di istana negara, seorang Presiden berbaju Raja Mataram (dengan kuluk yang pernah dikenakan Sultan Agung) tampak sumringah mendengar laporan progres pembangunan IKN dari Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono.
Ia mengangguk angguk sambil berkata; “Insya Allah besok perayaan ini akan digelar di sana,” ujar Jokowi.