news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Kolase Pojok KC - Wapemred tvonenews.com Ecep S Yasa, background kawasan Braga bandung..
Sumber :
  • tim tvonenews

Flaneur

Tak ada yang ingin merawat kota Jakarta karena tak ada yang merasa memiliki. Semua hanya merasa singgah saja.
Senin, 7 Agustus 2023 - 09:12 WIB
Reporter:
Editor :

Dari sepuluh kali digelar, lima kali saya mengikuti lomba lari jalan raya ini: dua kali full marathon dan tiga kali half marathon. Agaknya memori saya seperti ingin mengulang membaui aroma aroma kota. Wangi ruap kopi yang baru disangrai di deretan kedai kopi legendaris, harum roti bertabur keju saat baru diangkat dari pemanggang ketika melewati toko roti Sumber Hidangan hingga aroma aneka makanan dari pedagang kaki lima di sepanjang pedestrian Bandung.

(Kawasan Braga, Bandung, Jawa Barat)

Saya seperti menziarahi apa yang dilakukan penyair besar Prancis Charles Baudelaire saat menemukan dirinya di tengah kerumunan warga kota di Paris pada abad 19.  Baudelaire mengenalkan istilah flaneur, seorang pejalan yang sangat antusias pada kehidupan kota. 

Seorang flaneur berjalan seperti tanpa tujuan. Ia hanya berjalan kaki keliling sudut sudut kota. Kehadirannya hanya untuk mengamati, mencecap, menikmati irama kehidupan kota. Bagi seorang flaneur, kehidupan kota adalah  kode kode yang harus dipecahkan. Ada makna pada setiap sudut jalan, pada wajah wajah warga yang ditemui, pada aktivitas urban sehari hari harinya.

Jika fleneur hanya dengan berjalan kaki, saya memilih berlari.  Dengan bergerak sedikit lebih cepat dari berjalan kaki saya tetap masih bisa menikmati denyut kota.  Walhasil. sepanjang race lalu, saya menjadi pengembara dan pengamat kota, mereguk kehidupan urban dengan cara bergerak, mengutip Baudelaire, menjadikan “tanda-tanda jalan sebagai ruang tamunya  dan kios-kios koran sebagai perpustakaan.”

Maka, saya pun melihat jiwa kota Bandung cukup hanya  dari selasarnya. Melihat warganya menikmati kota dengan berjalan kaki, berlari atau bersepeda setiap pagi. Mereka hidup berinteraksi, memiliki ruang ruang bersama di taman taman kota dan bangunan bangunan tua yang terawat baik. Kehidupan kota yang bergairah, hidup, kreatif membuat Bandung tetap jadi magnet bagi pelancong lokal maupun mancanegara.

Jika dulu orang datang menikmati arcade, lorong pedestrian di Braga karena adanya liberalisme, ketika Belanda mengajak pemodal raksasa dari seluruh dunia untuk membuka investasi perkebunan teh di seantero Jawa Barat pada abad ke-18, kini ribuan orang datang ke Bandung karena aneka ritus budaya populer yang kerap digelar; dari industri kreatif hingga lomba lari.  

Berita Terkait

1
2
3 4 5 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral