- tim tvOne/Pujiansyah
Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar, Pendiri NII Crisis Center Duga Sel-sel Terorisme Masih Terus Berkembang dan Aktif
Bandar Lampung, Lampung - Usai bom bunuh diri meledak di Mapolsek Astanaanyar, pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan, mengatakan bahwa sel-sel aktif terorisme diindikasi masih terus berkembang dan aktif di berbagai daerah di Indonesia.
Ken bercerita bahwa dua hari menjelang Lebaran 1421 Hijriyah, bom meledak serentak di sejumlah gereja di Indonesia saat bersamaan berlangsung Misa Natal pada Minggu, 24 Desember 2000.
Satu minggu jelang perayaan paskah 2021 lalu juga ada dua terduga teroris meledakan bom bunuh diri di depan gereja katedral Makassar Sulawesi Selatan yang tentunya peristiwa tersebut menambah deretan panjang serangan bom yang menyasar gereja di Indonesia.
“Untuk itu pula, perlu diwaspadai gerakan terorisme saat perayaan Natal dan Tahun Baru 2023 mendatang,” kata Ken Setiawan, Rabu (7/12/2022).
Indikasi tersebut, menurut Ken, ditandai dengan para pelaku terorisme di beberapa wilayah Tanah Air yang ditangkap tim densus 88 baru-baru ini.
Ken mengharapkan seluruh jajaran aparat keamanan meningkatkan kewaspadaan terhadap pergerakan jaringan teroris.
Terlebih menurut Ken, saat Natal dan Tahun Baru menjadi situasi sangat riskan dan harus dikawal ketat agar perayaan hari besar keagamaan dan pergantian tahun itu dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Tutup Ken.
Diketahui, sebuah ledakan terjadi di Mapolsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022) pukul 08.20 WIB. Suara ledakan keras berasal dari Polsek Astanaanyar itu diduga ledakan itu merupakan bom bunuh diri.
Akibatnya ada 11 orang yang terdiri dari 10 anggota polisi dan satu orang masyarakat.
Dimana satu orang anggota polisi yang kritis akhirnya meninggal dunia.
Kondisi Mapolsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat Setelah Bom Bunuh Diri (Ist)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pelaku bom bunuh diriadalah Agus Sutano atau Agus Muslim yang diduga terafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Dari hasil pemeriksaan sidik jari dan kemudian juga kita lihat identik bahwa identitas pelaku adalah atau yang biasa dikenal dengan Agus muslim,” ujar Kapolri usai meninjau TKP, Rabu (7/12/2022).
Kapolri menambahkan bahwa pelaku pernah ditangkap karena kasus bom Cicendo pada Februari 2017 lalu.
“Yang bersangkutan pernah ditangkap pada peristiwa bom Cicendo,” tambah Kapolri.
Pelaku menurut Kapolri terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Barat.
“Yang bisa kami jelaskan bahwa pelaku terafiliasi dengan kelompok JAD Bandung atau JAD Jawa Barat,” katanya. (puj/put)