- tim tvone/Pujiansyah
Soal Oknum Brimob Dibekuk Densus 88, IK-DMI Lampung Blak-blakan Ungkap 'Polisi Cinta Sunnah'
Sumatera - Buntut dua (2) oknum Brimob Polda Lampung yang ditangkap Densus 88 Mabes Polri, ternyata masih menyita perhatian.
Bahkan soal diduga 2 oknum Brimob tersebut ikut dalam organisasi 'Polisi Cinta Sunnah' yang mengikuti kajian dari ustaz-ustaz dengan aliran Salafi Wahabi, juga menuai komentar dari Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Ikatan Khatib Dewan Masjid Indonesia (IK-DMI) Lampung, Gus Dimyati.
"Ya kalau bisa kita katakan ya banyak. Saya seringlah ketemu sama polisi-polisi yang ikutan seperti itu. Awalnya mereka ikut tabligh terlebih dahulu, kemudian mereka kurang disitu dan ikut temen-temen Salafi Wahabi. Disitulah sudah mulai pemahamannya itu, tergantung dia mengembangkan diri sendiri," kata Ketua MPW IK-DMI Lampung, Gus Dimyati, saat dihubungi Jumat (18/11/2022).
Ilustrasi Densus 88 Tangkap Teroris
Gus Dimyati mengungkapkan bahwa dirinya pernah membahas masalah fenomena Polisi Cinta Sunnah pada acara diskusi dengan mengundang Kabagban Ops Densus 88, Polda Lampung dan Ketua MUI.
"Intinya Polisi Sunnah, ada lagi Polisi Masjid, Polisi Cinta Sunnah ini sudah muncul sejak lama. Saya hitung itu sejak 2015 itu yang masifnya," pungkasnya.
Menurut Gus Dimyati, pemahaman-pemahaman intoleran itu masuk lewat kajian-kajian dan komunitas-komunitas eksklusif. Biasanya bukan hanya di level masyarakat umum, tetapi juga masuk ke institusi TNI/Polri baik di bagian Intelkam, Bhabinkamtibmas dan Babinsa.
"Di TNI/Polri itu sudah masuk. Dan bagaimana kita menemukannya dengan cepat dan mengatasinya. Ini kebijakan pimpinan di masing-masing instansi," ungkapnya.
Bahkan dia mengungkapkan bahwa komunitas ini sudah masuk ke internal TNI/Polri sejak tahun 2015. Mereka semakin menyebar luas secara masif melalui media sosial.
"Di Lampung dan di Indonesia ini rata-rata tahun 2015. Mereka masif melalui media sosial (medsos). Makin beriringan dengan medsos inilah. Ada media untuk propaganda," ungkapnya.
Gus Dimyati menceritakan bahwa tahun 2017 lalu ia pergi ke wilayah Manado, Sulawesi Utara, ada anggota TNI yang memanjangkan jenggot dan memakai celana cingkrang.
Ia katakan, anggota itu ketemu dengan bertemu dengan Pangdam hingga kemudian untuk mencukur jenggot dan tidak menggunakan celana cingkrang lagi.
"Padahal anggota TNI itu bertugas di bagian penyimpanan senjata. Sangat berbahaya itu. Bisa jadi juga paham-paham itu masuk ke komunitas kecil TNI/Polri yang memang memegang peranan penting baik di bidang pembinaan mental maupun di bidang persenjataan. Ini sangat berbahaya," paparnya.
Ilustrasi Densus 88 Mabes Polri Bekuk Terorisme
Gus Dimyati menjelaskan 'Polisi Cinta Sunnah' itu terlebih dahulu bergabung ke kegiatan tabligh. Namun, mereka tidak mendapatkan apa yang dicari dan mencari kajian yang lebih mendalam tentang jihad.
Bahkan, dia sebutkan mereka kemudian ikut bergabung pemahaman Salafi Wahabi dengan mengembangkan kepribadiannya sendiri.
"Alurnya itu biasanya sebagian polisi-polisi itu masuk ke dalam tabligh dulu. Mereka lebih senang menimba ilmu agama disana, ternyata ada sesuatu yang mereka inginkan tidak ditemukan di tabligh. Di tabligh kan bawaannya kan slow, maksudnya tidak mengajarkan jihad-jihad istilahnya itu kan. kurang greget lah dan kurang mantap," imbuhnya.
"Kalau orang-orang tertentukan inginnya yang greget. Mungkin ada peralihan kajian. Kajiannya pindah ke sebelah. Ikut ke kajian temen-temen Salafi Wahabi," sambungnya menjelaskan.
Diketahui, dua (2) oknum anggota Brimob Polda Lampung itu yakni Kompol S dan Bripka L . Kedua polisi yang ditangkap itu diduga memasok senjata ke kelompok teroris.
Densus 88 disebut mengamankan senjata laras panjang, revolver, tiga magazine SS1, serta 800 butir peluru berukuran 5,56 milimeter dan 9 milimeter.
Keduanya ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri diduga sebagai pemasok amunisi senjata api kepada terduga teroris berinisial TI, warga Kota Metro, Provinsi Lampung, yang telah ditangkap di Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat.
Sebelumnya diberitakan, Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Lampung Kombes Wahyu Widiarso buka suara soal kejadian itu. Dia katakan, dirinya belum mengetahui informasi dua anggotanya dibekuk Densus 88 Mabes Polri.
"Belum tahu, kami enggak ada dan tidak ada sangkut pautnya. Itu dari Densus yang ngurus," kata Wahyu Widiarso, saat diwawancarai awak media saat perayaan HUT ke-77 Brimob, di Gedung Serba Guna (GSG) Presisi Polda Lampung, Senin (14/11/2022).
Hal senada juga dikatakan Ketua Rukun Tetangga (RT) 04, Mursid, tempat Kompol S tinggal. Dia mengaku tidak mendapatkan informasi dan tidak diberitahu oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dalam penangkapan Kompol S di kediaman anggota Birmob itu.
Bahkan, tetangga rumah Kompol S di Kelurahan Sumur Putri, Bandar Lampung juga tidak mengetahui penangkapan dan penggeledahan rumah milik pria yang disapa Pak Haji itu oleh Densus 88 Antiteror.
"Enggak tahu saya, enggak konfirmasi ke saya juga,"kata Mursid, Kamis (17/11/ 2022).
Saat ditanya apakah Mursid diajak dalam penangkapan yang dilakukan Densus 88 Antiteror, dia mengaku tidak diberitahu dan diajak.
Bahkan, dia juga belum mendapat informasi dari warganya terkait penangkapan terduga S terlibat jaringan teroris dan ditangkap oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
"Nggak juga karena saya mungkin lagi kerja juga ya. Mungkin ke rumah dan saya tidak ada. Tapi warga juga tidak cerita dan heboh terkait penangkapan oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri," ungkapnya.
Menurut Mursid, sejak beberapa hari terakhir ia tidak melihat Kompol S untuk melaksanakan sholat di masjid. Biasanya, ia katakan, Kompol S kerap sholat berjamaah di masjid baik siang maupun malam hari.
"Pantes beberapa hari ini saya jarang lihat dia di masjid. Biasanya saya sering lihat. Biasanya aktif namun sejak beberapa hari terakhir tidak ke masjid," ungkapnya.
Untuk diketahui, sampai saat ini pihak Densus 88 Antiteror belum memberikan keterangan resmi terkait penangkapan kedua oknum kepolisian yang diduga jadi pemasok amunisi tersangka teroris di Lampung tersebut.
Diketahui, dua anggota Brimob Polda Lampung diduga terlibat jaringan teroris yaitu Kompol S dan Bripka L ditangkap Densus 88 dari pengembangan penangkapan terduga menyuplai senjata api kepada terduga teroris berinisial TW di Jalan Kucing RT 42 RW 07, Purwosari, Metro Utara, Kota Metro, Sabtu (12/11/2022).
Tim Densus menyita 12 buku tentang agama, 2 DVD kaset tentang jihad, yang ditemukan di rumah terduga teroris, TW lalu dikembangkan Densus 88 dan menangkap anggota Brimob Polda Lampung berinisial berpangkat Kompol S dan Bripka L, S dan L diduga menyuplai amunisi dan senjata api kepada terduga TW.
Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad membenarkan adanya serangkaian kegiatan Densus 88 di Lampung.
Namun, dia enggan mengomentari terkait informasi penangkapan dua anggota Brimob Polda Lampung tersebut.
"Bahwa Benar telah dilakukan penindakan oleh Tim Densus 88/AT Polri di wilayah hukum Polda Lampung, dalam hal ini petugas polres jajaran, hanya bersifat mendampingi kegiatan Tim Densus 88 Anti Teror saja. Untuk keterangan kronologis selanjutnya adalah kewenangan Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri. Terima kasih atas pengertian dan kerjasamanya," kata Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad, melalui pesan whatsapp, Minggu (13/11/2022) malam. (puj/aag)