Sosok preman legendaris, John Kei dan Hercules.
Sumber :
  • Kolase Tvonenews.com

Kisah John Kei dan Hercules, Preman Bernyali Besar, John Pernah Bunuh Orang, Hercules Obrak-abrik RS

Kamis, 17 November 2022 - 20:33 WIB

Jakarta -  Siapa yang tak mengenal dua sosok preman legendaris, John Refra alias John Kei dan Rozario de Marshall alias Hercules?

Kisah John Kei dan Hercules, Preman Bernyali Besar, John Pernah Bunuh Orang, Hercules Obrak-abrik RS

Tentu saja, dua sosok preman legendaris, John Kei dan Hercules namanya sudah banyak dikenal di Indonesia, dengan reputasinya di masa lalu yang identik dengan premanisme.


Sosok preman legendaris, John Kei dan Hercules. (ist)

Baik John Kei dan Hercules, keduanya sama-sama mempunyai catatan gelap di masa lalu, apalagi mereka berdua identik dengan sebagai sosok yang preman yang seram dan sama-sama dikenal bernyali besar.

Bisa dibilang, siapapun akan malas jika sudah harus berurusan dengan dua sosok preman legendaris, John Kei dan Hercules.

Seperti apa kisah premanisme John Kei dan Hercules di masa lalu?

Kisah John Kei

Dimulai dari sosok John Kei.

Ya, sosok John Refra alias John Kei dikenal sebagai sosok yang banyak ditakuti orang. Hal itu bukan tanpa alasan, John merupakan salah satu preman yang ditakuti banyak orang.

Reputasi John Kei di dunia kriminal bukan kaleng-kaleng, dia tergolong preman yang urusan kriminal kelas berat.


Sosok Johne Kei. (ist) 

Bahkan kebanyakan orang justru cenderung menghindari berurusan dengan John Refra alias John Kei.

Saking dianggap menakutkan, John Kei sang preman itu pun dujuluki sebagai The Godfather.

Meski begitu, saat di Lapas Nusakambangan, ada yang menarik terlihat dari sosok John Kei saat itu.


Sosok John Refra alias John Kei. (Viva.co.id)

Adapun John Kei sang preman yang menakutkan dan dikenal kejam telah berubah menjadi sosok yang cukup lebih baik setelah mendekam di penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Dalam wawancara bersama Andy F Noya pada acara Kick Andy, John Kei memberikan kesaksian tentang perjalanan hidupnya selama di mendekam di penjara Nusakambangan.

Pria kelahiran 10 September 1969 lahir asal pulau Kei, Ambon, Maluku Tenggara itu mengatakan kepada Andy F Noya bahwa masa kecilnya dilalui dengan kemiskinan.

"Saya lahir dari keluarga yang merupakan petani, bapak saya petani, ibu saya petani, miskin. Masa kecil saya setiap pulang sekolah, senior-senior kita adu kita untuk berantem (bully), kalau berantem, kalau satu kalah, udah jadi dua lawan satu, jadi dari kecil saya sebenarnya sudah hobi berantem," kata John Kei seperti dilansir dari tayangan Kick Andy Metro TV, Jumat (12/4/2019).


John Refra alias John Kei saat melakukan wawancara bersama Andy F Noya pada 2019 lalu. (Capture YouTube/Kick Andy)

Menurut John Kei, masa kecilnya pahit, karena harus melalui kemiskinan, dan bully.

"Pahit masa kecil saya, miskin dan sering berkelahi," ujar John Kei.

Pada kesempatan wawancara tersebut, Andy F Noya menanyakan pendidikan John Kei.

"Anda pendidikannya sampai di mana?," tanya Andy F Noya.

Kemudian, John Kei menjawab pertanyaan Andy F Noya.

"Saya di SMEA, seharusnya di STM, dan sebetulnya ini bertentangan dengan keinginan saya, tapi karena orang tua miskin, maka saya sekolah di SMEA, dari situ saya merasa sangat tidak sesuai, makannya saya jadi malah suka berantem-berantem di sekolah, akhirnya sekolahnya putus di SMEA waktu mau naik ke kelas dua," kata John Kei.

Meski begitu, John Kei mengaku mendapat ijazah setelah mengikuti ujian persamaan.

"Saya ke Jakarta, akhirnya di sana saya dapat ijazah persamaan (selevel SMA)," kata John Kei.

Pergi ke Surabaya

Kisah John Kei meninggalkan kampung halaman pertama kalinya adalah untuk menuju Surabaya, Jawa Timur.

Saat itu, John Kei meninggalkan kampung halaman dengan usianya yang masih tergolong muda, yakni 18 tahun.

"Saya punya tekad, karena hidup di kampung itu miskin, kalau miskin, kan, dilihat orang, kan, hina (direndahkan). Di situ saya punya tekad, saya harus keluar dari kampung, saya harus berhasil (di luar) dan nanti balik ke kampung," kata John Kei.

Perjalanannya ke Surabaya pun tidak berjalan mulus, John Kei yang tidak mempunyai uang sepeser pun, hanya bermodalkan nekat memasuki kapal menuju Surabaya.


John Refra alias John Kei saat melakukan wawancara bersama Andy F Noya pada 2019 lalu. (Capture YouTube/Kick Andy)

"Saya sama sekali tidak punya uang, akhirnya saya loncat masuk ke kapal tujuan Surabaya, kemudian saat ditagih tiket, saya jelaskan pada petugasnya, bahwa saya tidak punya uang, tidak punya tiket, dan akhirnya saya diminta untuk bekerja membersihkan kapal," kata John Kei.

Sesampainya di Surabaya, John Kei pun tinggal bersama saudaranya, selama kurang lebih tiga bulan.

Namun, tinggal bersama saudaranya selama tiga bulan, diakui John Kei terdapat ketidakcocokan antara dia dan saudaranya itu.

Akhirnya, John Kei pun memutuskan untuk meningglakan saudaranya dan hidup di jalanan.

"Mungkin 2, 3 bulan tinggal bersama, dan enggak cocok, akhirnya keluar dan tidur di emperan jalan, menggelandang di jalanan Surabaya," kata John Kei.

Pertama Kali Membunuh

Setelah di Surabaya, John Kei akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Jakarta.

"Saya naik kereta Jayabaya kemudian turun di Jatinegara, naik bajaj ke Berlan," kata John Kei.

Kemudian, petualangan pun dimulai, pada 1992, John Kei menjadi seorang security di sebuah tempat hiburan malam di Jakarta. 

"Saya jadi security di sana, tempatnya banyak bule-bule, waktu itu ada yang ribut (berantem), saya pisahin, terus saya dipukul dari belakang. Akhirnya sempat berantem, polisi datang menyelesaikan, saya kemudian pulang ke rumah, masih penasaran, balik lagi ambil golok, niat saya tadinya, saya enggak mau bunuh dia, cuma mau kasih besutan, ternyata diluar dugaan, parang pas kena leher, dan dia mati," ujar John Kei.

Tak hanya itu, selain korban yang John Kei bunuh, ia pun merasa belum puas kemudian mengejar pihak-pihak lain yang terlibat perkelahian dengannya itu.

"Yang lain-lain saya kejar, balik lagi, potong lagi kakinya, mereka ada banyak, sekitar 5 sampai 6 orang," katanya.

Merasa ngeri dengan cerita John Kei menghabisi orang, kemudian Andy F Noya pun menanyakan soal umurnya saat menghabisi nyawa orang.

"Berapa umur Anda saat pertama kali membunuh orang?" kata Andy F Noya.


Sosok John Refra alias John Kei. (ist)

Kemudian John Kei pun menjawab pertanyaan Andy F Noya.

"Saya sekitar umur 22 tahun," jawab John Kei.

Kemudian, Andy F Noya bertanya lagi pada John Kei soal penyesalan membunuh orang.

"Waktu itu saya tidak menyesal bunuh orang, saya merasa jago kalau bunuh orang," kata John Kei.

Setelah kasus pembunuhan tersebut, John Kei pun menjadi buronan polisi, tapi tak lama kemudian, ia pun menyerahkan diri ke polisi.

"Waktu itu saya buron, tapi waktu tanggal 24 Mei saya menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya," kata John Kei.

Dan masa-masa perkelahian pun tidak berhenti sampai disitu, di dalam lapas, John Kei juga masih terlibat perkelahian dengan sesama narapidana.

"Ribut satu penjara, keroyok saya sama teman saya, ribut terus," kata John Kei.

Kasus Hukum

Sementara itu, nama John Kei sempat berurusan dengan aparat pada kasus pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung.

Adapun Ayung yang menjadi korban John Kei sempat menjadi sorotan saat dirinya muncul dalam kasus Hambalang dengan terdakwa mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Nyawa Ayung dihabisi di sebuah kamar hotel 2701 di kamar Swiss-Belhotel, Sawah Besar pada Selasa, 27 Januari 2012.

Kala itu, Ayung ditemukan tewas dalam keadaan luka parah di bagian leher dan puluhan luka tusukan pada sekujur tubuhnya.

MA pun menjatuhi hukuman John Kei terkait kasus pembunuhan Ayung menjadi 16 tahun.

Vonis itu lebih lama dua tahun dari tuntutan jaksa.

"Diputuskan Rabu, 24 Juli 2013 lalu. Vonisnya 16 tahun penjara," ujar Kepala Biro Hukum dan Humas MA Ridwan Mansyur melalui pesan singkatnya pada wartawan, Senin (29/7/2013) lalu.

Kala itu, Ridwan enggan menjelaskan alasan majelis memperberat vonis bagi John Kei.

Mengaku Bertaubat

John Kei saat itu menghabiskan waktunya di Lapas Nusakambangan dengan membaca dan beribadah.

“Saya dulu tidak pernah ada waktu untuk ibadah. Tapi Nusakambangan membawa Tuhan hadir di diri saya,” kata John Kei.

Adapun John Kei mengaku menyesal dengan perbuatannya dan ingin menghapus masa lalunya tersebut.


Sosok John Kei saat menjadi pengkhotbah. (Capture YouTube/Kick Andy)

John juga saat itu mengaku ingin mendekatkan diri pada Tuhan dan meminta bantuan dari Tuhan agar mampu bertahan di masa hukumannya.

“Kalau saya mati, saya mau masuk surga. Bukan masuk neraka kerena bunuh diri,” katanya.

Di Lapas Nusakambangan saat itu, John Kei mengaku mengalami banyak perubahan pada dirinya

Adapun John Kei pun saat itu sempat menjadi pengkhotbah dan memberikan pencerahan bagi narapidana lainnya.

“Saya ingin menjadi manusia baru ketika saya keluar dari penjara. Saya menyerahkan hidup saya pada Tuhan,” katanya.

Kisah Hercules Obrak-abrik Rumah Sakit

Sosok mantan preman legendaris Rozario de Marshall atau yang lebih populer dengan nama Hercules masih menjadi daya tarik untuk diperbincangkan.

Hal itu tentu saja bukan tanpa alasan, sebab dulu Hercules yang terkenal sebagai preman legendaris itu sosoknya banyak ditakuti orang.


Sosok Rozario de Marshall atau Hercules. (ist)

Adapun Hercules yang terkenal mempunyai nyali yang besar, cenderung tak takut pada musuhnya.

Bahkan, banyak orang yang justru menghindari berurusan dengan sang preman legendaris, Hercules.

Berbicara tentang sosok Hercules yang dulu sebelum bertaubat, ada satu kisahnya yang tak terlupakan.

Ya, kisah itu adalah sang preman legendaris Hercules pernah 'mengobrak-abrik' Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Seperti yang tertera dalam buku X-Files (terbitan tahun 2013) karya ahli forensik Munim Idries, keterangan di buku itu menyebutkan kisah Hercules bikin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo porak-poranda, hingga membuat meja bedah berantakan, dan lemari pendingin pun dibobol.


Cover buku X-Files (terbitan tahun 2013) karya ahli forensik Munim Idries. (ist)

Saat itu, Hercules datang bersama puluhan teman-temannya ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Adapun tujuan Hercules cs saat itu menyerbu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo adalah untuk melakukan protes akibat tak terima jasad temannya bernama Fernando Helio Prada dipenuhi banyak jahitan.

Untuk diketahui, Fernando Helio adalah teman Hercules sesama orang Timor-timur.

Adapun Fernando Helio Prada tewas akibat luka tusuk di bagian punggung.

Rekan Hercules itu ditikam oleh dua orang pemuda di Kafe Bengkel di Jalan Sudirman, Senin (30/10/2000).

Saat itu, Fernando bekerja sebagai petugas parkir sekaligus keamanan di Kafe Bengkel.

Selesai bertugas, sekitar pukul 02.00 WIB, Fernando memasuki sebuah mobil Toyota Kijang di area parkir tempatnya bekerja.

Di dalam mobil tersebut terdapat dua pemuda bernama Rifani dan Andi.

Terjadi percekcokan dalam mobil tersebut sehingga mengakibatkan Fernando Helio Prada ditikam oleh Rifani di bagian punggung.


Sosok preman legendaris, Hercules. (ist)

Setelah ditikam, Fernando Helio Prada dilempar dari mobil dan ditolong oleh teman-temannya.

Sementara, Rifani dan Andi melarikan diri menggunakan mobil tersebut.

Fernando yang terluka dilarikan ke Rumah Sakit Pertamina Kebayoran Baru, namun dalam perjalanan nyawanya tidak dapat ditolong.

Kemudian, pagi harinya, jasad Fernando Helio Prada dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Pihak polisi pun saat itu disebut meminta mayat Fernando Helio Prada untuk diautopsi.

Kembali ke tujuan Hercules datang ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Emosi Hercules cs meledak saat itu dikarenakan autopsi yang dilakukan dokter Agus terhadap Fernando Helio Prada.

Dalam berbagai sumber disebutkan, pada Selasa (31/10/2000), pukul 12.30 WIB, rekan-rekan Fernando Helio Prada melakukan protes karena merasa tidak terima jasad Fernando Helio dipenuhi jahitan.

Mereka memprotes dokter yang melakukan autopsi karena ditudingnya dilakukan tanpa persetujuan keluarga.

Namun dalam buku berjudul Indonesia X-File itu, pihak rumah sakit Cipto Mangunkusumo justru mengaku sudah membicarakan dan mendapat izin dari keluarga korban.

Rekan-rekan Fernando Helio Prada saat itu menduga dan menuduh dokter telah mencuri organ-organ penting dari tubuh temannya.


Hercules. (ist)

Ketegangan itu semakin memuncak ketika Hercules datang.

Mereka memaksa masuk ruang kerja para dokter.

Saat itu, dr Munim yang pernah mengautopsi jasad Munir, mencoba menenangkan Hercules dan teman-temannya yang sedang emosi.

Adapun dr Munim, saat itu menjelaskan bahwa organ Fernando Helio Prada tidak ada yang hilang dan mencoba memberitahu prosedur autopsi yang dilakukan.

Namun, saat itu dr Munim justru dijadikan sandera agar membuka kembali jahitan jasad Fernando Helio.

Kakak dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, Agus Purwadianto juga saat itu mencoba untuk ikut menjelaskan kepada Hercules dan teman-temannya yang sedang emosi, namun tidak didengar.

Justru, Agus Purwadianto malah dibogem hingga bibirnya berdarah.


Ilustrasi penganiayaan. (istimewa)

Saat itu, pihak rumah sakit Cipto Mangunkusumo pun langsung menghubungi kepolisian.

Buntut kejadian tersebut, para dokter forensik RSCM pun mogok kerja selama tiga hari akibat trauma dengan aksi protes Hercules cs.

Namun pada akhirnya, akibat ulah Hercules dan tiga rekannya itu, mereka saat itu ditangkap dan diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 

Adapun pada Selasa 20 Desember 2000, Hercules dan ketiga rekannya divonis 2 bulan penjara.

Dapat Tugas dari Kopassus

Sosok Rozario de Marshall atau lebih akrab disapa Hercules identik dengan kasus kriminal dan dikenal sebagai preman berbahaya dan bernyali besar.

Hal itu bukan tanpa alasan, sebab Hercules merupakan sosok yang 'langganan' berurusan dengan hukum dan juga keluar masuk penjara.

Bermacam-macam kasus pernah membuat Hercules sampai mendekam di jeruji besi.

Misalnya saja, pada kasus di tahun 2018.


Sosok Hercules. (ist)

Pria yang dikenal sebagai preman Tanah Abang ini sempat dicokok jajaran Polres Metro Jakarta Barat di rumahnya, Rabu (21/11/2018).

Penangkapan Hercules terkait penguasaan lahan terhadap PT Nila Alam di Kalideres, Jakarta Barat, sejak Agustus hingga November 2018.

"Kasusnya itu terkait dengan penyerangan kompleks ruko di Kalideres, PT Nila Alam oleh 60 orang preman, dipimpin langsung oleh Hercules," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi, Rabu (21/11/2018), dalam wawancara bersama sejumlah wartawan.

Adapun Hercules saat itu resmi berstatus sebagai tersangka dan dijerat Pasal 170 KUHP tentang Perusakan terhadap Barang atau Orang dan Pasal 335 KUHP tentang Perbuatan Tidak Menyenangkan, dengan ancaman penjara 7 tahun.

Nah, berbicara soal sosok Hercules, pria asal Timor Timur ini memang kerap berurusan dengan pihak berwajib.

Melansir dari cuplikan tayangan Apa Kabar Indonesia Malam TV One, pada tahun 2005, Hercules dan anak buahnya melakukan penyerangan di kantor surat kabar Indopos.

Bahkan, atas perbuatannya itu, Hercules divonis dua tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Kasus lainnya, pria yang dikenal sangar ini kembali ditangkap polisi pada maret 2013.

Kali ini, ia dicokok terkait kasus pemerasan di Kembangan, Jakarta Barat.

Hercules dijerat pasal 160 tentang penghasutan dan pasal 214 karena melawan petugas saat ditangkap.

Dia kemudian divonis 4 bulan penjara.

Belum lama menghirup udara bebas, Hercules ditangkap tim pemburu preman Polres Jakarta Barat pada Agustus 2013 terkait aksi pemerasan sepanjang 2006-2013.

Hercules pun dikenai Pasal Pencucian Uang.

Faktor yang bikin Hercules tenar bukan hanya karena kerap berurusan dengan polisi.

Ia tersohor sebagai preman paling ditakuti di Tanah Abang.


Mantan preman, Hercules. (ist)

Diketahui, Hercules dan kelompoknya sudah malang melintang di kawasan Tanah Abang sejak 1980-an.

Meski tubuhnya kecil, Hercules disegani banyak orang karena keberaniannya yang besar.

Dalam acara Kick Andy tahun 2007, Hercules mengaku pernah dibacok sebanyak 16 kali.

Rentetan insiden mengerikan itulah yang bikin sebagian orang menjuluki Hercules sebagai sosok yang tidak bisa mati.

Ketika masih di Timor Timur, Hercules diketahui banyak membantu TNI yang bertugas di sana.

Melansir dari buku Kick Andy Kisah Inspiratif, Hercules dipekerjakan sebagai tenaga bantuan untuk operasi militer di Timor Timur.

"Di sana saya membantu segala-galanya, hingga memegang gudang logistik Kopassus," ujar Hercules.

Perjalanan hidup Hercules memasuki babak baru ketika pindah ke Jakarta.

Latar belakang Hercules datang ke Ibu Kota adalah untuk menyembuhkan tangannya yang terluka dan dia dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto (RSPAD).

Tangan yang terluka itu kemudian diamputasi. Sayangnya, Hercules enggan menjelaskan terkait penyebab cederanya itu.

Merasa tidak tahan dalam perawatan di RSPAD, Hercules kabur dan hidup menjadi gelandangan hingga akhirnya terdampar di Tanah Abang.

"Saya mau mandiri. Tiba di Tanah Abang, saya tinggal di kolong jembatan," kata Hercules dikutip dari buku Kick Andy Kumpulan Kisah Inspiratif.

Kehidupan preman pun dimulai. Hercules awalnya tidak disegani, malah banyak preman yang berani melawan.

Gara-gara hal itulah Hercules selalu membawa golok panjang.

"Daripada dibunuh, lebih baik saya bunuh duluan," kata Hercules.

"Bahkan waktu itu, setiap malam saya tidur dengan golok selalu siap di tangan. Kondisi waktu itu sangat rawan. Lengah sedikit, lawan akan menyerang," lanjutnya.

Adapun Hercules secara terus terang mengaku sebagai seorang preman Tanah Abang.

Malah saat menjadi bintang tamu pada acara Kick Andy Metro TV, Hercules mengaku bahwa menjadi preman lebih banyak suka daripada duka.

"Menjadi preman sukanya lebih banyak daripada dukanya," ujar Hercules.

Hercules juga mengaku bangga saat dirinya dibilang preman kejam dan tidak punya hati.

"Supaya saya punya nama," ujarnya.

Bertaubat

Beberapa waktu lalu media sosial dihebohkan dengan seorang pria mantan preman besar asal Timor Timur yang dikenal dengan panggilan Hercules.

Adapun Hercules viral setelah menceritakan masa lalunya yang pernah dibacok hingga ditembak dengan peluru hingga mengenai salah satu bola matanya.


Sosok Hercules kini sudah bertaubat. (ist)

Ia juga mengungkap alasan mengapa dirinya memutuskan untuk bertaubat dan menjadi mualaf.

Lantas, apa yang menyebabkan mantan preman itu kini bertaubat? 

Hercules menceritakan bagaimana ia dahulu memiliki kehidupan yang sangat berbahaya dan mengalami berbagai insiden yang berkali-kali mengancam nyawanya.

Beberapa insiden berbahaya yang pernah dialaminya di antaranya seperti dibacok hingga dikeroyok sampai seratus orang menggunakan pedang samurai hingga celurit.

“Dibacok itu hampir setiap malam saya dibacok, kalau keroyok itu sekali keroyok seratus orang. itu pakai samurai panjang-panjang sama celurit apa itu semua. Tapi gimana, belum waktunya.” ungkap Hercules dilansir dari sebuah video yang diunggah akun Instagram @official.gribpactangerang pada Senin, 11 Juli 2022.

Selain itu, Hercules juga ditanya mengenai apa yang terjadi pada salah satu matanya. Dengan santainya ia menjawab bahwa matanya tersebut terluka karena dahulu pernah ditembak dari jarak satu meter.

“Itu satu meter pakai F46. Alhamdulillah cuma matanya (yang tertembak),” ungkapnya yang kemudian disambut gelak tawa.

Hercules lantas ditanya apa yang akhirnya membuat ia menjadi seorang mualaf. Dirinya pun menyinggung soal bagaimana manusia hidup di dunia hanya sementara.

Ia juga mengakui bahwa tangannya telah banyak melakukan hal kotor, hingga berlumuran darah. Hercules pun bertanya-tanya sampai kapan umurnya akan tersisa di dunia.

“Ya karena begini, kita hidup ini sementara. Kalau bicara tangan kotor, tangan saya ini sudah kotor sekali, sudah berdarah-darah lah,” kata Hercules mengungkap alasannya.

“Sekarang umur kita ini mau sampai kapan?” katanya. (abs)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:43
04:41
05:26
03:59
01:39
01:02
Viral