Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kiri) menyambut kedatangan Presiden China Xi Jinping (kedua kanan) dan istri Peng Liyuan (kanan) saat menghadiri Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/M Risyal Hidayat/wsj. (Media Center G20 Indonesia/M RISYAL HIDAYAT)

Garuda Wisnu Kencana dan Suguhan Atraksi Budaya KTT G20

Rabu, 16 November 2022 - 08:27 WIB

Nusa Dua, Bali - Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 mendapat sajian yang unik saat makan malam usai mengadakan serangkaian pembahasan mengenai berbagai isu global.

Bukan hanya makanan, mereka juga diajak menikmati keragaman dan keindahan alam serta budaya Indonesia. Strategi mengenalkan Indonesia kepada dunia terlihat dari pemilihan lokasi di area terbuka Lotus Pond di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) untuk lokasi jamuan makan malam pada Selasa.

Lotus Pond, lokasi terluas di GWK, berupa plaza yang dikelilingi tebing-tebing tinggi. Dari Lotus Pond, delegasi bisa melihat langsung patung Garuda Wisnu Kencana setinggi 121 meter.

Tebing di Lotus Pond pada malam itu disulap menjadi kanvas untuk menampilkan proyeksi visual keunggulan alam dan budaya Indonesia, mulai dari Candi Borobudur, Raja Ampat, komodo di Nusa Tenggara Timur sampai keindahan laut.

Sementara para delegasi KTT G20 makan malam, mereka juga diajak menyaksikan kreasi tarian dari berbagai daerah, mulai dari tari Bali, tari Betawi, sampai tarian dari Papua.

Selain tarian, delegasi juga mendapat hiburan dari penyanyi kenamaan Indonesia, antara lain Andien Aisyah, Yuni Shara, dan Andmesh Kamaleng.

Acara malam itu ibarat parade budaya. Selain para penari yang mengenakan pakaian khas daerah, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Widodo malam itu juga mengenakan baju adat Bali.

Presiden Jokowi dan Ibu Iriana mengenakan atasan berwarna hitam dan kain untuk bawahan berwarna ungu dan nuansa perak. Presiden Jokowi juga mengenakan udeng, ikat kepala khas Bali.


Beberapa delegasi KTT G20 yang datang ke GWK mengenakan baju bermotif batik, seperti Presiden Xi Jinping yang datang dengan baju batik berwarna biru dan Perdana Menteri Justin Trudeau mengenakan batik berwarna fuchsia.

Presidensi G20 Indonesia juga mengenalkan kekhasan budaya Indonesia saat makan siang di Apurva, Kempinski Hotel, Nusa Dua. Delegasi KTT G20 makan di bawah bangunan bernama Bamboo Dome.

Bamboo Dome dirancang sedekat mungkin dengan kebiasaan masyarakat Bali. Perancangnya, Rubi Roesli, menggunakan bentuk kubah sebagai representasi gunungan, lambang Presidensi G20 Indonesia.

Bangunan itu sengaja menggunakan material bambu karena sifatnya yang ramah lingkungan dan lentur sehingga mudah dibentuk.

Keberagaman budaya Indonesia juga ditunjukkan melalui Spouse Program, acara pendamping G20, yang diikuti oleh tujuh pasangan kepala negara G20.

Mereka yang terlibat dalam acara Spouse Program adalah Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Presiden Komisi Eropa Heiko von der Leyen, istri Perdana Menteri Spanyol Maria Begona Gomez Fernandez, Ibu Negara China Peng Liyuan, Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon-hee, istri Perdana Menteri Jepang Yuko Kishida dan Ibu Negara Turki Emine Erdogan.

Spouse Program KTT G20 adalah acara yang melibatkan kelima panca indera, yaitu pertunjukan musik tradisional (mendengar), pertunjukan tari (melihat) dan aromaterapi dari rempah-rempah (mencium).

Ciri khas Indonesia yang juga ditampilkan pada acara itu adalah batik dan tenun (meraba) dan kopi yang dibuat langsung oleh pasangan kepala negara (mengecap).

Tahura Ngurah Rai

Indonesia berencana memperkenalkan keindahan alam lainnya di Bali kepada delegasi KTT G20, mereka dijadwalkan berkunjung ke Taman Hutan Rakyat (Tahura) Ngurah Rai yang memiliki hutan bakau atau mangrove pada Rabu (16/11).

Pemilihan Tahura Ngurah Rai bukan semata ia adalah salah satu destinasi wisata di Bali, tapi juga karena tempat itu memiliki ekosistem mangrove sehingga juga menjadi tempat edukasi.

Pemerintah memilih mengajak delegasi KTT G20 ke Tahura Ngurah Rai untuk menunjukkan kepedulian Indonesia terhadap lingkungan. Kunjungan ke hutan mangrove dinilai sejalan dengan isu yang sedang dibicarakan pada KTT G20.

Tahura Ngurah Rai, yang luasnya mencapai 1.375 hektare, memiliki aneka ragam jenis mangrove, seperti mangrove hitam, bakau kurap dan tumbuhan perepat. Tidak hanya tumbuhan, beberapa hewan juga hidup di sana seperti biawak, burung bangau, burung cikalang besar, dara laut, tekukur, penyu hijau, teripang dan penyu sisik.

Kawasan ini sudah ditata sejak Januari supaya bisa dikunjungi para delegasi KTT G20, seperti pembangunan monumen G20, gerbang masuk, area plaza, jalur berjalan di sekitar hutan mangrove, sistem pengarian pembibitan dan area persemaian.

Akses masuk Tahura Ngurah Rai diperlebar, sementara area parkir Waduk Muara diperluas.

KTT G20

Saat ini KTT G20 sedang berlangsung di Nusa Dua Bali, acara puncak Presidensi G20 Indonesia itu dijadwalkan berlangsung hingga 16 November 2022.

Setidaknya 17 kepala negara dan pemerintahan anggota G20 datang secara fisik ke KTT G20 Bali. Selain anggota G20, KTT juga dihadiri oleh petinggi organisasi dunia, seperti Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres, Direktur Jenderal World Health Organization Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Pelaksana International Monetary Fund Kristalina Georgieva dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Hingga Selasa sore, Indonesia dan anggota G20 lainnya sudah mengadakan pembahasan mengenai arsitektur kesehatan global dan pangan serta energi, dua dari tiga agenda prioritas pada Presidensi G20 Indonesia.

Pada Rabu (16/11) delegasi dijadwalkan untuk mengadakan pembahasan soal transformasi digital, yang juga menjadi agenda utama Presidensi G20 Indonesia.

Rangkaian KTT G20 akan ditutup dengan penyerahan keketuaan kepada India.
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral