- Kolase tvonenews.com / Arief Budiman
Benarkah 1 Keluarga Tewas di Kalideres Ikut Sekte Sesat? Ini Bukti yang Didapat Polisi
Jakarta – Penyabab kematian 1 keluarga yang ditemukan tewas mengering di rumah berlokasi di Kalideres, Jakarta Barat, masih misterius.
Mulanya polisi merilis hasil outopsi yang menyebutkan para perut para korban kosong mengindikasikan tak makan selama beberapa hari.
Dari hasil outopsi itu juga diketahui para korban meninggal dalam waktu yang berbeda-beda. Tak hanya itu, ada kejanggalani dekat mayat terdapat kapur barus dan bedak bayi.
Diduga kapur barus dan bedak bayi itu digunakan untuk menghilangkan bau mayat korban yang telah meninggal dunia.
Muncul spekulasi bahwa 1 keluarga di Kalideres meninggal karena menjalankan ritual sekte sesat hingga menyebabkan kematian.
Namun polisi belum bisa menyimpulka soal dugaan korban merupakan pengikut sekte sesat.
Kepala Unit Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat, Ajun Komisaris Polisi Avrilendi, mengatakan sampai sekarang pihaknya masih mendalami penyebab pasti kematian satu keluarga ini.
Dia menyebut Pusat Laboratorium Forensik Polri masih memeriksa sampel lambung dan hati korban.
"Secara resmi belum bisa menyimpulkan. Kami masih tunggu itu untuk menyebab kematian," kata dia kepada wartawan dikutip dari Viva.co.id, Selasa, 15 November 2022.
Paham Apokaliptik
Adapun Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Eliasta Meliala, mengatakan adanya satu keluarga ini diduga menganut paham apokaliptik.
Dia menjelaskan kejadian ini hampir sama dengan kematian massal pengikut sekte Peoples Temple pimpinan Jim Jones di Guyana, Amerika Selatan, pada 1978.
"Jadi mungkin mirip dengan kelompok yang mati massal di Guyana. Atau yang melakukan sesajian massal di pinggir laut dan malah disapu ombak semua. Karena kematian adalah tujuan akhir, maka mereka tidak takut," kata Adrianus.
Para Korban Tewas dengan Kondisi Lambung Tidak Terisi
Polisi sempat mengatakan para korban tewas dalam kondisi lambung tak terisi. Sehingga, Adrianus merasa keempat korban bisa jadi memilih untuk meninggal dengan tak makan, meski cara tersebut tergolong ekstrem.
Adapun, soal temuan keluarga ini sempat menunggak listrik hingga berupaya menjual rumah menurutnya tak serta merta berindikasi ada faktor ekonomi di balik peristiwa ini.