- Istimewa/istockphoto.com
Kenali 3 Jenis Gerhana Bulan, Nomor 1 Paling Keren!
Jakarta - Gerhana Bulan atau khusuful qamar diprediksi akan kembali terjadi pada 8 November 2022. Hal ini berdasarkan data astronomis, yang juga menyatakan Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam hal ini, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin jelaskan, Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Bengkulu.
Bahkan, ia katakan Gerhana Bulan Total dapat dilihat pada kontak Umbra 3 (U3) pada pukul 18.42 WIB. Sementara, untuk wilayah Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Kalimantan Barat dapat melihat GBT pada waktu puncak gerhana, yakni 17:59 WIB.
“Insya Allah, pada 8 November 2022, akan terjadi Gerhana Bulan Total di seluruh wilayah Indonesia,” jelas Kamaruddin seperti yang dikutip tvonenews,com, (7/11/2022).
Selanjutnya, untuk wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, GBT dapat dilihat pada kontak Umbra 2 (U2) pukul 17:16 WIB/18:16 WITA/19:16 WIT.
“Masyarakat Papua dan Papua Barat dapat melihat Gerhana Bulan Total pada kontak Umbra 1 (U1) pukul 18:08 WIT,” terangnya.
Dilansir dari VIVA, Gerhana Bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Namun karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika (garis khayal yang menjadi jalur lintasan benda langit dalam mengelilingi titik pusat sistem tata surya) sebesar 5°, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan gerhana bulan.
Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan menghadirkan dua buah titik potong yang disebut node. Gerhana bulan akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut.
Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka dari itu, gerhana bulan seharusnya akan diikuti dengan gerhana matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara matahari dengan bumi.
Tak hanya proses terjadinya Gerhana Bulan saja untuk diketahui. Namun ternyata Gerhana Bulan ada jenis-jenisnya. Ada tiga jenis Gerhana Bulan, yakni gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, dan gerhana bulan penumbra. Berikut penjelasan masing-masing proses terjadinya gerhana bulan.
1. Gerhana Bulan Total
Gerhana bulan total terjadi ketika seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi bulan sehingga matahari, bumi, serta bulan berada tepat di satu garis yang sama. Pada gerhana ini fase-fase bulan bisa diamati secara menyeluruh mulai dari bulan sebagian ke bulan sabit. Kemudian memerah karena masih ada cahaya matahari yang diteruskan ke bumi.
2. Gerhana Bulan Sebagian
Gerhana yang satu ini memiliki nama lain sebagai gerhana bulan parsial. Gerhana bulan sebagian terjadi ketika bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan dari sinar matahari. Sebagian permukaan bulan berada di daerah penumbra sehingga masih ada sebagian sinar matahari yang sampai ke permukaan bulan.
3. Gerhana Bulan Penumbra
Gerhana bulan penumbra terjadi saat seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna suram. Untuk mengamatinya diperlukan alat khusus. (Aag)
Sebelumnya diberitakan, Gerhana Bulan atau khusuful qamar diprediksi akan kembali terjadi pada 8 November 2022. Hal ini berdasarkan data astronomis, yang juga menyatakan Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia.
Maka dari itu, Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk melaksanakan sholat Gerhana Bulan atau sholat khusuf. Ajakan ini langsung disampaikan Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin.
Memang dalam Islam, sangat dianjurkan sekali untuk melaksanakan sholat Gerhana Bulan. Pasalnya, Gerhana Bulan ini merpukan tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseoranh. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah saholat dan bersedekahlah." (HR. Bukhari no. 1044).
Di samping itu, ustaz Khalid Basalamah dalam ceramahnya menuturkan, sholat Gerhana Bulan adalah sholat yang sangat dianjurkan dalam Islam.
"Ini sifatnya melaksanakan sholat Gerhana Bulan, yakni fardhu kifayah. Makna fardhu kifayah di sini, apabila sudah ada yang mengerjakan, maka gugur bagi yang tak mengerjakan. Sama dengan melaksanakan sholat jenazah," kata ustaz Khalid Basalamah seperti yang dikutip dari kanal YouTube Almahasin, Senin (7/11/2022).
Tak hanya itu saja, ia juga menjelaskan untuk sholat Gerhana Bulan dapat dilaksanakan sendirian dan bisa juga dikerjakan berjamaah.