- Antara
Jelang Puncak Acara KTT G20, Diselenggarakan World Conference on Creative Economy (WCCE)
Bali - Menjelang puncak acara KTT G20 pada November mendatang, Pemerintah RI yang diwakili oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar) bersama Kementerian Luar Negeri akan menyelenggarakan World Conference on Creative Economy (WCCE) di Nusa Dua Bali mulai 5 Oktober hingga 7 Oktober 2022, dengan misi pemulihan global melalui sektor ekonomi kreatif.
Empat subtema ekonomi kreatif akan dibahas dalam konferensi internasional ketiga ini. Mereka adalah, pertama, Ekonomi Kreatif untuk Kebangkitan Global. Kedua, Agenda Inklusivitas dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Ketiga, Intellectual property (IP) atau kekayaan intelektual dan Hak Kreatif. Keempat, Masa Depan Ekonomi Kreatif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, dalam keterangannya di Jakarta, menjelaskan, pelaku ekonomi kreatif perlu mendapatkan pengakuan global atas potensinya dalam mendorong keberlanjutan dan ketahanan. pertumbuhan ekonomi.
“Karena seluruh dunia siap memasuki era endemik, dunia perlu segera menemukan cara untuk memulihkan ekonomi untuk menyelamatkan mata pencaharian yang berkelanjutan sehingga masyarakat dapat pulih dengan cepat. Di sinilah ekonomi kreatif hadir,” kata Menteri Sandiaga, kemarin.
Pemerintah Indonesia menyelenggarakan konferensi ekonomi kreatif internasional pertama pada tahun 2018. WCCE pertama telah berhasil meningkatkan perhatian dan partisipasi banyak pemangku kepentingan yang terdiri dari perwakilan pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, organisasi internasional, media, dan pelaku ekonomi kreatif di seluruh dunia. .
WCCE 1 tahun 2018 telah menghasilkan 21 agenda pengembangan ekonomi kreatif yang disebut “Bali Agenda for Creative Economy” dan selanjutnya menjadi perbincangan global.
Hal ini dibuktikan dengan diadopsinya Resolusi PBB tahun 2019 pada sidang ke-74 Majelis Umum PBB, yaitu pencanangan tahun 2021 sebagai Tahun Internasional Ekonomi Kreatif untuk Pembangunan Berkelanjutan. Selain itu, Indonesia juga telah membentuk Global Center of Excellence and International Cooperation for Creative Economy (G-CINC).
WCCE ke-2 pada tahun 2021 telah diadakan di Dubai, Uni Emirat Arab. WCCE 2021 Dubai mendeklarasikan agenda WCCE 2021 yang terdiri dari 21 poin, meliputi mata pelajaran, termasuk manfaat ekonomi, pemuda, ekosistem, dan upaya internasional dalam pengembangan ekonomi kreatif di masa depan.
WCCE ke-3 tahun 2022 dengan tema “Inclusively Creative: A Global Recovery”, diambil dari kesadaran bahwa ekonomi kreatif telah menjadi leading sector karena pertumbuhannya yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, bahkan beberapa subsektor telah terbukti berkembang. sangat baik selama pandemi COVID-19 seperti animasi, aplikasi, dan pengembangan game.
Ekonomi kreatif juga merupakan dimensi ekonomi kontemporer yang tidak memandang perbedaan gender, tidak diskriminatif, dan tidak lagi bergantung pada modal besar.
Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo menambahkan, keempat subtema tersebut diharapkan mampu menghasilkan poin-poin krusial bagi pemulihan sektor ekonomi kreatif pascapandemi. . Keempat subtema tersebut, yakni pertama ekonomi kreatif untuk kebangkitan global dengan membahas kebijakan yang mendukung sektor ekonomi kreatif, pelaku, dan seluruh ekosistem yang berupaya mengembangkan sektor ini.
Kedua, mengenai perlindungan dan pemasaran kekayaan intelektual, hak materi iklan, dan pemanfaatan teknologi untuk mempertahankan mata pencaharian pelaku ekonomi kreatif secara global.
Kemudian agenda inklusivitas dan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mendorong sektor ekonomi kreatif mampu menjawab isu global.
Terakhir, konferensi mengangkat subtema 'Masa Depan Ekonomi Kreatif' untuk memetakan perkembangan sektor ekonomi kreatif secara kolektif sejalan dengan perubahan global. “Mari kita advokasi pelaku ekonomi kreatif kita untuk mendapatkan pengakuan global atas potensi mereka dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tangguh untuk semua,” kata Angela.(rul)