- Kolase tvonenews.com
Kapolri Tiba di Malang, Langsung Tinjau Stadion Kanjuruhan dan Rumah Sakit, Ini Agendanya..
Jakarta -Persepakbolaan tanah air tengah dilanda duka mendalam atas insiden kerusuhan supporter di Stadion Kanjuruhan. Adapun kini Kapolri tiba di Malang, langsung tinjau stadion Kanjuruhan dan Rumah Sakit, Minggu (2/10/2022).
Insiden pada pertandingan Liga 1 antara Arema sebagai tuan rumah menjamu Persebaya Surabaya berakhir dengan skor 2-3. Pasca pertandingan kericuhan mulai terjadi yang memakan korban.
Kapolri Tiba di Malang, Langsung Tinjau Stadion Kanjuruhan dan Rumah Sakit
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (ist)
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Minggu, tiba di Kabupaten Malang, Jawa Timur, langsung menuju Stadion Kanjuruhan dan rumah sakit untuk menjenguk korban kericuhan usai pertandingan Arema Malang melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10) malam.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan Kapolri "take off" (tinggal landas) dari Jakarta menuju Malang pukul 14.00 WIB dan baru mendarat pukul 15.45 WIB.
"Kapolri mau cek stadion dan rumah sakit terlebih dahulu menengok korban yang sedang dirawat," kata Dedi.
Dalam peninjauan, kata Dedi, Kapolri bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Polri melakukan evaluasi dan investigasi tragedi kemanusiaan di Kanjuruhan.
"Kapolri akan melaksanakan rapat dengan Menpora dan pemerintah daerah setempat dan hasilnya akan dievaluasi terlebih dahulu tentunya nanti akan disampaikan kepada rekan-rekan media," katanya.
Kapolri telah memberangkatkan Tim DVI Mabes Polri yang langsung menuju ke Kabupaten Malang untuk mengerahkan seluruh tim dokter Rumah Sakit Bhayangkara Malang, RS Bhayangkara Kediri, dan RS Bhayangkara Surabaya guna mempercepat proses identifikasi korban dan memberikan pelayanan kesehatan kepada korban luka.
Dedi mengatakan saat ini fokus utama Polri melakukan identifikasi korban meninggal dunia, mengingat ruang jenazah di rumah sakit di daerah ini terbatas agar segera teridentifikasi dan bisa diserahkan kepada pihak keluarga. Kemudian bekerja sama dengan tim medis setempat untuk memberikan pelayanan medis terbaik agar jumlah korban tidak bertambah.
"Dengan jumlah korban yang begitu banyak, maka Tim DVI bekerja keras untuk segera mengidentifikasi korban meninggal dunia dengan cepat agar korban dapat dikembalikan kepada keluarga masing-masing," katanya.
Relawan dan petugas medis memasukkan jenazah korban tragedi Kanjuruhan ke mobil ambulan di ruang informasi Rumah Sakit Wava Husada , Malang. (antara)
Sebelumnya, kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah "flare" dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam proses itu, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
Penembakan gas air mata karena para pendukung tim berjuluk "Singo" Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
Data terakhir menyebutkan bahwa korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sebanyak 130 orang.
Polri merespon soal ramai tudingan penggunaan gas air mata
Mabes Polri tengah berusaha keras menyelidiki penyebab utama kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang mana memakan ratusan korban jiwa.
Sebelumnya, pertandingan antara Arema FC Vs Persebaya diwarnai aksi kericuhan suporter Aremania yang terun ke lapangan stadion.
Pihak keamanan dalam hal ini kepolisian dan TNI memaksa para suporter untuk segera berhenti menggunakan gas air mata.
Soal gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Malang, Mabes Polri akhirnya merespons.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan semua pihak harus bersabar terkait tragedi maut tersebut.
"Sekali lagi saya minta rekan-rekan media untuk bersabar karena Pak Kapolri dan Pak Menpora hari ini melakukan rapat dulu bersama pemerintah daerah Provinsi Jatim," ujar Irjen Dedi Prasetyo, Minggu (2/10/2022).
Irjen Dedi menjelaskan rapat tersebut akan segera digelar di Malang, Jawa Timur sehingga prosesnya bisa dipercepat.
Selain itu, dia menegaskan semua pihak agar memberi ruang kepada penyidik kepolisian dalam mengusut tragedi maut tersebut.
"Tentunya sesuai dengan arahan presiden, berikan kesempatan kepada penyidik untuk bekerja. Nanti hasilnya disampaikan," jelasnya.
Dia menuturkan tim kepolisian tengah mengevaluasi tragedi tersebut sehingga semua pihak perlu bersabar.
Sebab, dia menegaskan hasil investigasi tersebut akan diketahui dan disampaikan kepada publik.
"Jadi, dievaluasi dulu secara menyeluruh. Kita tidak boleh buru-buru menyimpulkan," imbuhnya.
Seperti diketahui, 130 orang meninggal usai pertandingan Sepak Bola antara kesebelasan Arema FC versus Persebaya. Melayangnya ratusan jiwa dalam tragedi tersebut tak lepas dari aksi kericuhan suporter Aremania yang nekat masuk ke lapangan usai pertandingan.
Mereka kesal karena tim yang dibelanya (Aremania) kalah tipis 2-3 dari Persebaya. Kericuhan yang disulut kekesalan suporter itu memicu pertikaian dengan aparat kepolisian yang berusaha meredam kekacauan.
Hingga kemudian gas air mata pun dilontarkan pihak kepolisian ke kubu suporter di area lapangan dan tribun. Hal tersebut semakin memperparah kejadian, sehingga banyak dari Aremania yang terluka, pingsan, terinjak dan meninggal dunia.
Kanjuruhan Mulai Kondusif
Sekitar dua jam setelah kericuhan terjadi, kondisi Stadion Kanjuruhan berangsur pulih. Di sisi lain, Aremania juga turut membantu suporter-suporter yang pingsan.
Begitu juga dengan pemain maupun staf Arema yang tertahan. Mereka turut membantu korban. Adapun pihak keamanan belum diketahui menangkap atau menahan sejumlah oknum yang diduga provokator kericuhan.(ant/nsi/ind)
Jangan lupa tonton berita terbaru lainnya dan Subscribe tvOneNews