Kenaikan Harga BBM Berdampak ke Seluruh Sektor.
Sumber :
  • ANTARA

Pakar Ekonomi Prihatin Dengan Kenaikan BBM, Rizal Ramli: Bagi-Bagi BLT Seolah Rakyat Senang, Padahal Susah Banget

Selasa, 6 September 2022 - 18:15 WIB

Jakarta - Kenaikan harga BBM atau Bahan Bakar Minyak telah memberikan dampak ke berbagai sektor. Aksi demo tampak terlihat di berbagai daerah sebab hal tersebut memberikan pro kontra masyarakat.

Salah satu faktor yang telah mengalami kenaikan yaitu harga bahan pokok. Seperti di Jawa Barat, kenaikan harga BBM membuat harga kebutuhan sejumlah bahan pokok di pasaran juga alami kenaikan.

Di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya pada Selasa (6/9/2022), harga cabai merah keriting mengalami kenaikan harga yang awalnya Rp 60.000 per kilogram, menjadi Rp 75.000 per kilogram.

Selain harga bahan pokok yang meningkat, kenaikan harga BBM ini juga mempengaruhi daya beli masyarakat yang mulai menurun. 

Kenaikan BBM Menurut Pakar Ekonomi

Pakar ekonomi, Rizal Ramli secara tegas mengomentari kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). 

Dalam sebuah kesempatan di salah satu stasiun TV swasta, Rizal Ramli menyampaikan pendapatnya terkait kenaikan BBM. 

Cuplikan tayangan tersebut kemudian diunggah di kanal YouTube dengan nama Dr. Rizal Ramli. Dalam video tersebut, mantan Menko Perekonomian tersebut juga mengatakan bahwa menaikkan harga BBM bukan merupakan cara yang efektif. 

“Jadi, ini (menaikkan harga BBM) bukan cara yang efektif, dampak terhadap kenaikan harga ini inflasi pasti akan mendekati 15% ya kan, secara tahunan. Makanan ya, saya ngomong inflasi makanan.” ujar Rizal Ramli di kanal Youtube tersebut, dikutip Senin (5/9). 


Mantan Menko Perekonomian, Rizal Ramli. (Youtube/ Dr. Rizal Ramli)

Rizal Ramli menambahkan, kenaikan harga BBM ini juga akan berdampak pada banyak hal, seperti kenaikan harga.

“Dan yang kedua biaya transportasi akan naik, harga-harga akan naik, akan berantai lah ya. padahal ada cara supaya ini tidak terjadi,” sambungnya Rizal menghimbau, pemerintah sebaiknya meningkatkan efisiensi pertamina. 

Menurutnya, bisa ditingkatkan 20% dengan memotong pengeluaran yang tidak perlu, sehingga tidak harus menaikkan BBM.

“Malaysia aja Petronas nurunin masa kita naikin. Tega amat sih ini, raja tega nih yang kuasa.” kata Rizal

Rizal Ramli justru menyoroti pemborosan negara paling besar adalah pada utang. Negara membakar banyak uang untuk membayar cicilan utang beserta bunganya.

“Sebetulnya anggaran pemborosan paling besar, bakar uang paling besar adalah buat bayar pokok, bunga dan cicilan utang pemerintah. itu pokoknya cicilannya satu tahun 400 triliun, tahun ini” pungkas mantan Menko Perekonomian itu. 

“bunganya 400 kali 5 triliun, total 805 triliun yang harus dibakar. Karena dia ngomong nih, kayak bakar Ini BBM buat rakyat, bakar uang.” lanjutnya.

Menurutnya, dibanding soal BBM, hutang justru bakar uangnya lebih dahsyat, karena anggaran hampir lebih dari sepertiga APBN. 

“Kenapa sih ini Pemerintah canggih dikit deh, kreatif dikit. negosiasi dong, restrukturisasi hutang itu. dengan debt swap dengan nature swap lain-lain, sehingga beban bunga itu bisa dikurangi 200 triliun, sehingga nggak perlu naikkan BBM” jelasnya. 

“Ini pemerintah yang enggak kreatif, semua kesalahan hitung mereka, perkiraan mereka, dibebankan ama rakyat” tegas Rizal Ramli.

Rizal Ramli Singgung Terkait BLT

Mantan Menko Perekonomian (2000-2001), Rizal Ramli secara tegas menyoroti keputusan pemerintah yang memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). 

Rizal Ramli mengungkapkan rasa prihatin dengan nasib masyarakat, akibat kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM.  

“Saya betul-betul prihatin, karena buat rakyat di bawah, itu pilihannya tuh kayak begitu,” ujar Rizal Ramli di kanal Youtube tersebut, dikutip Senin (5/9). 

“you spend lebih banyak buat bensin, BBM, you kurangi makanan dan gizi gitu lho. Jadi ini sangat memprihatinkan.” sambungnya. 

Rizal menegaskan, dampak kenaikan BBM tersebut akan sangat dirasakan oleh masyarakat miskin. Terlebih masyarakat miskin di Indonesia masih banyak dan standar Indonesia soal kemiskinan juga sangat rendah. 

“Nah kalau itu dicoba, dipermanis, diiming-imingi dengan BLT yang jumlahnya total 20-an triliun, itu enggak ada apa-apanya dibandingkan duit masyarakat yang disedot akibat kenaikan harga ini. Barangkali hanya sekitar apa 10% lah.” tegas Rizal Ramli. 

Ia menambahkan, masyarakat mungkin seolah senang dengan bantuan yang dibagi oleh pemerintah. Namun dibalik itu semua, rakyat justru merasa sangat susah. 

“Memang buat pejabat presiden bagus ini, karena punya kesempatan untuk bagi-bagi BLT gitu loh. seolah-olah rakyat seneng, dukung. padahal sebetulnya rakyat itu susah banget.” pungkas pria yang juga mantan Menko Kemaritiman (2015-2016).

Tanggapan Jokowi, Aksi Demo Kenaikan Harga BBM

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan secara resmi menaikkan harga BBM pada Sabtu (3/9/2022) lalu. Keputusan tersebut kemudian mendapat banyak respon dari berbagai pihak. 

"Pemerintah sudah berusaha sekuat tenaga untuk melindungi masyarakat dengan subsidi. Keputusan dalam situasi sulit ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM," jelas Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta Pusat. 

Beberapa elemen buruh dan massa lain melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM yang baru saja diumumkan pemerintah Selasa (6/9/2022). 


Aksi Demo Ratusan Mahasiswa dari PMII. (Tim tvOne- Didiet Cordiaz)

Presiden RI Joko Widodo menanggapi rencana unjuk rasa menolak penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan dilaksanakan sejumlah pihak, salah satunya elemen buruh, di Jakarta, Selasa (6/9/2022). 

"Ya ini kan negara demokrasi," kata Presiden kepada wartawan di sela kegiatannya di Jakarta, Senin (5/8/2022). 

Jokowi meminta para pengunjuk rasa menyampaikan aspirasi dengan baik. "Sampaikan dengan cara-cara yang baik," ujarnya. 

Diberitakan sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta massa yang berencana melakukan unjuk rasa menolak penyesuaian harga BBM untuk tidak melakukan aksi anarkis.

Riza meminta massa untuk mengantisipasi oknum atau kelompok yang memanfaatkan momentum menunggangi unjuk rasa tersebut untuk kepentingan tertentu. 

Sementara itu aparat gabungan dari kepolisian, TNI, dan Pemprov DKI mengerahkan 4.000 personel untuk mengamankan aksi unjuk rasa di Jakarta, Selasa (6/9), di antaranya di kawasan Monumen Nasional (Monas) dan DPR RI, Jakarta. 

"Ada sekitar 4.000 personel gabungan," kata Kepala Bagian Operasi Polres Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Polisi Saufi Salamon di Monas, Jakarta Pusat, Senin kamarin.

Pemerintah telah menaikkan harga BBM Pertalite dari sebelumnya Rp7.650 hingga kini harga per liter mencapai Rp10 ribu. 

Sementara, harga Solar dari Rp5.150 rupiah per liter menjadi Rp6.800 per liter serta harga Pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter. (Mzn/ebs/kmr) 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral