- Kolase Tvonenews.com
Terungkap, Ada Pembicaraan Khusus Antara Ferdy Sambo, Bripka RR, dan Bharada E Sebelum Membunuh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat
Bharada E/Brigadir RR/Irjen Ferdy Sambo (kolase tvOnenews.com)
Saat itu, menurut keterangan, Brigadir RR yang punya pangkat lebih tinggi dari Brigadir J itu disebut tak berani mengeksekusi temannya itu.
Selanjutnya Bharada E yang mendapat giliran pertanyaan yang sama dari Irjen Ferdy Sambo justru mengangguk.
Adapun Bharada E mengangguk saat mendapat perintah dari Irjen Ferdy Sambo untuk menembak mati Brigadir J yang saat itu dalam keadaan sudah berlutut dan tak berdaya di depan Irjen Ferdy Sambo.
Pengakuan Irjen Ferdy Sambo itu diungkapkan ke Timsus Bareskrim Polri yang menangani kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
Adapun Irjen Ferdy Sambo menjelaskan alasannya meminta anak buahnya itu menembak mati Brigadir J.
"Sebelum melakukan penembakan tersebut, mereka berdua Brigadir RR dan Bharada E itu ditanya FS. Tapi sebelumnya sudah diceritakan bahwasanya di Magelang terjadi peristiwa melukai harkat martabat keluarga FS," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, seperti dilansir dari tayangan TV One, Senin (15/8/2022).
"FS bertanya sama mereka berdua soal apakah punya mental untuk menembak Brigadir J. Brigadir RR tak punya nyali, Lalu dipanggil Bharada E. Sama Bharada E, FS ceritakan soal peristiwa di Magelang yang telah melukai harkat martabat keluarganya," ucapnya.
Sebelum mengeksekusi Brigadir J, Ferdy Sambo sempat bertanya kepada Bharada E, apakah dia punya nyali untuk menembak Brigadir J. Pertanyaan dari atasannya tersebut dijawab oleh Bharada E dengan anggukan.
"Kemudian FS bertanya kepada Bharada E apakah punya nyali untuk tembak Brigadir J, Bharada E hanya mengangguk-angguk dan langsung diminta menembak Brigadir J. Ini hasil pemeriksaan dari penyidik pada malam hari ini lalu," tambah Dedi Prasetyo.
Ada Pembicaraan Khusus antara Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi
Komnas HAM menemukan fakta terbaru sebelum terjadinya pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.
Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam menyebut telah mendapatkan rekaman video dengan durasi panjang berkisar lebih satu jam.
Komnas HAM menyebut bahwa sebelum eksekusi Brigadir J, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi terlibat pembicaraan empat mata selama kurang lebih satu jam.