- antara
TIIWG G20 Mampu Mewujudkan Industrialisasi yang Berkelanjutan dan Inklusif
Jakarta - Forum Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) dalam agenda Presidensi G20 Indonesia mampu mewujudkan industrialisasi yang berkelanjutan dan inklusif.
“Keberpihakan itu juga akan menciptakan ekonomi yang lebih kuat, lebih tangguh, berkelanjutan, dan inklusif dengan memanfaatkan potensi industrialisasi yang berkelanjutan dan inklusif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (27/7/2022).
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang menyampaikan hal itu pada saat menghadiri High-Level Forum on Trade, Investment, and Industry.
TIIWG menjadi momentum penting untuk mendapatkan ide-ide dan pemikiran terbaik dalam menyusun strategi untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi.
Sasaran itu adalah penyelarasan kebijakan perdagangan, investasi, dan industri dengan pencapaian pada tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Menurut Menteri Agus, krisis dan tantangan yang dihadapi dalam dua tahun terakhir sebagai dampak pandemi COVID-19 telah mengangkat peran sektor industri dalam perekonomian dunia, yaitu sebagai penyedia barang, lapangan kerja, serta penggerak inovasi.
“Hal ini menjadi pembelajaran baru bagi kita dalam mengatasi tantangan global di masa depan dengan lebih baik. Tentunya tantangan-tantangan yang kita hadapi telah dipenuhi dengan berbagai inovasi teknologi digital untuk industri,” ujarnya.
Selain itu, tak hanya di sektor ekonomi atau industri manufaktur saja, tetapi sektor lainnya seperti pertanian, energi, dan kesehatan juga telah memanfaatkan peluang yang ditawarkan melalui digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing produksinya.
“Kita sudah melihat bahwa digitalisasi telah meningkatkan daya saing sektor industri, yaitu dengan meminimalkan dampak terhadap lingkungan. Hal ini juga membantu mempercepat proses pencapaian SDGs, dengan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Agus.
Kata Agus, sektor industri manufaktur di Indonesia terus berupaya menerapkan digitalisasi dan otomatisasi agar lebih tangguh dan gesit dalam menghadapi krisis.
“Meskipun demikian, transformasi menuju industri 4.0 kerap menghadapi beberapa tantangan, khususnya dalam hal inklusi sosial dan akses yang setara dalam pemanfaatan teknologi canggih,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Agus, salah satu fokus dan perhatian TIIWG G20 tahun ini adalah pada pendekatan terintegrasi untuk memajukan industri 4.0 serta memfasilitasi pendekatan sistem untuk inovasi dan transformasi digital.
“Secara keseluruhan, tujuannya adalah untuk menetapkan jalan tengah dalam mempercepat industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.
Untuk menyukseskan sasaran itu, pembentukan ekosistem industri 4.0 yang komprehensif dan koheren memerlukan sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan dengan membangun jejaring dan kerja sama.
“Kami ingin mengajak para anggota G20 untuk memperkuat komunikasi dan kolaborasi dalam mengatasi tantangan bersama dan mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta mempercepat pemulihan ekonomi global,” kata Agus.
Agus mengakui, ada beragam pandangan dan tingkat dukungan dari negara-negara anggota G20 untuk memasukkan isu-isu industri terkini ke dalam kelompok kerja pada Forum TIIWG.
“Namun demikian, kami sangat mengharapkan dukungan semuanya untuk melanjutkan isu-isu industri di forum G20 ini untuk mencapai tujuan bersama kita, yaitu recover together, recover stronger,” ujarnya. (HW/ree)