- Kolase Tvonenews.com
Petualangan Cinta Soekarno di Bandung, Kepincut Inggit Garnasih yang Sudah Punya Suami, Dekati, Rayu, Nikahi, Berani Izin ke Suami Inggit
Kala itu, Siti Oetari hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, menanggapi pertanyaan itu.
Adapun Soekarno kemudian kembali bertanya kepada Oetari.
"Kau ingin tahu?," tanya Soekarno.
saat itu Oetari yang penasaran pun bertanya kepada Soekarno.
"Di mana?," kata Oetari.
Soekarno pun dengan senang ahti menjawab pertanyaan Oetari itu.
"Kau ingin tahu? boleh, orangnya dekat sini. Kau tak usah beranjak karena orangnya ada di sebelahku," kata Soekarno.
Adapun Siti Oetari agak kaget mendengar jawaban Soekarno itu.
Dia hanya dapat tersenyum dan terdiam beberapa lama. Hingga sebuah kata pun terucap dari mulut Siti Oetari.
"Aku juga mencintaimu," ujar Oetari.
Kemudian, tak lama kemudian, Soekarno pun menikahi Siti Oetari.
Ternyata untuk Balas Budi
Pernikahan Soekarno dengan Siti Oetari itu ternyata bukan berlandaskan layaknya cinta sejati seorang pria kepada wanita.
Adapun Soekarno saat itu menyebut bahwa pernikahannya dengan Siti Oetari benar-benar tanpa adanya rasa 'birahi' seperti pada umumnya pasangan suami istri.
Dalam sebuah wawancaranya bersama Cindy Adams, Soekarno mengatakan bahwa pernikahannya dengan Siti Oetari dilakukan karena rasa hormatnya pada Oetari.
“Sampai ia (Tjokroaminoto) meninggal, ia tidak pernah tahu bahwa aku mengusulkan perkawinan ini hanya karena aku sangat menghormatinya dan menaruh kasihan padanya,” ungkap Bung Karno kepada Cindy Adams.
Blak-blakan bahkan Soekarno mengatakan bahwa ia sama sekali tidak pernah 'menyentuh' Siti Oetari.
Kala itu, Siti Oetari itu tetap dijaganya dalam keadaan suci.
“Kami tidur berdampingan di satu tempat tidur, tetapi secara jasmaniah kami sebagai kakak beradik,” ucap Soekarno.
“Bahkan kami satu sama lain sejujurnya tidak memiliki keinginan melakukan sebagai layaknya suami-istri. Maksudku, dia menyukaiku dan aku menyukainya, tapi perkawinan kami bukan didasari rasa birahi menyala-nyala," kata Soekarno.
Karena pengakuannya tersebut, kemudian munculah istilah 'janda perawan' dan istilah itu diberikan untuk Siti Oetari.
Meski begitu, dengan tidaknya mereka melakukan hubungan suami istri, bukan berarti Soekarno tidak menyayangi Siti Oetari.
Saat Oetari sakit, Soekarno panik dan merawat Siti Oetari sepenuh hati.