news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Letkol Untung (kiri) Komandan Cakrabirawa, saat mendampingi Presiden Soekarno.
Sumber :
  • Dok-Wikipedia

Kisah Gagalnya G30S PKI, dari Letkol Untung yang Kurang Tidur Hingga Pasukan yang Membelot Karena Lapar

Pasukan pendukung operasi militer G30S PKI itu, justru pada jam-jam genting operasi membelot ke Kostrad karena kelaparan, bergabung ke Soeharto dan Nasution.
Senin, 20 Juni 2022 - 15:42 WIB
Reporter:
Editor :

Pasukan pendukung operasi militer G30S PKI itu justru pada jam-jam genting operasi berbelot ke Kostrad, bergabung dengan Jenderal Soeharto dan Jenderal Nasution karena alasan kelaparan.

"Semua kemacetan gerakan pasukan disebabkan diantaranya tidak makan. Mereka tidak makan semenjak pagi, siang dan malam, hal ini baru diketahui pada malam hari ketika ada gagasan untuk dikerahkan menyerbu ke dalam kota. Pada waktu itu Batalyon Jateng berada di Halim. Batalyon dari Jatim sudah ditarik ke Kostrad dengan alasan makanan." ungkap Suparjo.

Baca Juga: Sosok yang Dicurigai Sengaja Merancang Operasi Militer G30S PKI untuk Gagal

Sebetulnya menurut Suparjo, bila perencanaan operasi matang, ada 2 jalan yang bisa ditempuh, pertama: komandan batalyon diberi wewenang untuk merekruir makanan ditempat-tempat dimana ia berada. 

Hubungan dengan penduduk atau mengambil inisiatif membuka gudang-gudang makanan, separuh bisa dimakan dan selebihnya diberikan kepada rakyat yang membantu memasaknya. Dengan demikian ada timbal balik dan cukup simpatik dan dapat dipertanggungjawabkan. Jalan kedua: organisasi sektor seharusnja menjelenggarakan hal tersebut.

Foto: Markas Besar Pasukan Cakrabirawa (Dok Victor M. Fic "Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Studi Tentang Konspirasi).

Kekuatan militer dari kelompok G30S menurut Suparjo sangat lemah, setelah Batalyon Jateng dan Jatim yang macet akibat masalah makanan. Saat pasukan RPKAD dibawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo menyerbu pusat operasi di Lubang Buaya, kondisi pasukan G30S mulai kacau.

"Kawan-kawan pimpinan dari “G-30-S” kumpul di LB (Lubang Buaya). Kesatuan RPKAD mulai masuk menyerang, keadaan mulai “wanordelijk” (kacau). Pasukan-pasukan pemuda belum biasa menghadapi praktek perang sesungguhnya." tulis Suparjo.

"Pada moment yang gawat itu, saya mengusulkan agar semua pimpinan saya pegang nanti bila situasi telah bisa diatasi, saya akan kembalikan lagi. Tidak ada jawaban yang kongkrit."lanjutnya.

Menurut Suparjo, dalam rangkaian waktu yang diteliti kembali ternyata kekuatan yang positif di pihak G30S PKI hanyalah satu kompi dari Cakrabirawa. Pada waktu itu telah timbul keragu-raguan, tetapi ditutup dengan semboyan “apa boleh buat, kita tidak bisa mundur lagi”. (Buz)

Berita Terkait

1 2
3
4 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

01:02
02:56
15:03
10:35
06:54
01:00:11

Viral