Jubir Pemerintah untuk Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro.
Sumber :
  • Youtube Sekretariat Presiden

Covid-19 Subvarian BA.4 dan BA.5 Menyebar Lebih Cepat, Reisa Broto Asmoro: Siapkan Diri

Jumat, 17 Juni 2022 - 12:55 WIB

Jakarta - Juru Bicara (Jubir) pemerintah untuk Covid-19 Reisa Broto Asmoro, menjelaskan perkembangan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia. Ia mengungkapkan virus SARS-CoV-2 varian Omicron sub varian BA.4 dan BA.5 kemungkinan menyebar lebih cepat.

Menurut Reisa, berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 pertama kali diketahui pada 6 Juni 2022 dengan kasus terdeteksi positif sebanyak 4 orang. Kemudian, pada 12 Juni 2022 bertambah menjadi 20 kasus positif di Indonesia.

Diketahui jumlah kasus Covid-19 pada Kamis (16/6/2022) kemarin, bertambah sebanyak 1.173 positif, 509 orang sembuh, dan 3 orang meninggal dunia.

"Kita harus tetap waspada, karena kemungkinan subvarian BA.4 dan BA.5 menyebar lebih cepat," ungkap Reisa saat memberi keterangan pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/6/2022).

Subvarian ini tidak hanya merupakan penularan dari luar negeri saja, tetapi sudah menjadi transmisi atau penularan lokal.

Subvarian ini mengakibatkan lonjakan kasus di berbagai negara. Namun, sejauh ini gejala yang dirasakan pasien dan kebutuhan alat di rumah sakit jauh lebih ringan.

Reisa mengatakan, hampir semua pasien yang terinfeksi subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia hanya terkena gejala ringan. Dan sejauh ini, hanya ada satu pasien yang bergejala sedang dengan keluhan batuk dan sesak napas, sakit kepala, mual muntah, dan nyeri perut.

"Terkait tentang lonjakan kasus kembali, sebaiknya kita menelaah pengalaman atau fakta yang terjadi di Indonesia dari tahun-tahun sebelumnya," tambahnya.

Ia menyebutkan secara historis, kenaikan kasus di Indonesia selalu bersamaan dengan munculnya varian baru, yang termasuk varian of concern. Seperti varian Delta pasca-Idul Fitri tahun 2021 lalu, serta varian Omicron pasca Libur Natal dan Tahun Baru 2022.

"Kenaikan jumlah kasus positif dan kasus aktif biasa nya terjadi 2 hingga 4 minggu pasca-identifikasinya varian baru yang muncul" ujar Reisa.

Sedangkan, pada gelombang sebelumnya, kenaikan kasus terjadi setelah 20 hingga 35 hari pasca-hari raya. Dan, kasus puncak terjadinya pada hari ke-43 hingga hari ke-65 setelah hari raya.

"Oleh karena itu, kita tidak boleh lengah dan tetap harus waspada, terutama dengan hadirnya sub varian baru yang dinyatakan oleh WHO sebagai varian of concern telah ada di sekitar kita. Persiapkan diri dengan baik, seperti apa yang kita pelajari dan telah kita lakukan selama lebih dari dua tahun belakangan ini," kata Reisa.

"Kita harus benar-benar bisa menilai risiko dan disiplin dalam menjalankan gaya hidup bersih dan sehat. Adaptasi dan kebiasaan baru yang telah kita jalankan akan membantu membawa negara ini dalam status kesehatan yang baik dan terkendali," tambahnya. (mg4/act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral