Sungai Aare.
Sumber :
  • bern.com

Jasad Eril Akhirnya Ditemukan di Bendungan Engehalde, Terkuak Penyebab Sungai Aare Kerap Kali Memakan Korban Anak Muda

Jumat, 10 Juni 2022 - 20:38 WIB

Jakarta - Pencarian jasad Eril atau Emmeril Kahn Mumtadz membuahkan hasil, putra Ridwan Kamil ditemukan sudah tak bernyawa di Bendungan Engehalde, Bern.

Jasad Putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz telah ditemukan, Kamis (9/6/2022).

KBRI Indonesia akhirnya mengonfirmasi bahwa jasad yang ditemukan adalah benar Emmeril Kahn Mumtadz anak Ridwan Kamil. 

Kabar penemuan jasad Eril anak Ridwan Kamil itu disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Swiss, Muliaman Hadad dalam siaran pers Kamis (9/6/2022).

"Jasad yang diduga adalah Ananda Eril pada sekitar jam 6.50 pagi waktu Swiss atau pukul 11.50 WIB," katanya.

Setelah mengalami beberapa pemeriksaan, kepolisian memastikan bahwa jenazah tersebut benar adalah Eril.

"Sesuai prosedur yang berlaku tim forensik kepolisian segera melakukan identifikasi dan penelusuran DNA untuk memastikan bahwa jasad yang ditemukan tersebut adalah benar," katanya.

Sebelum Eril ditemukan, anak Ridwan Kamil itu telah menghilang selama dua pekan.

Eril hilang karena terseret arus deras Sungai Aare saat berenang bersama adiknya dan satu temannya pada Kamis, 26 Mei 2022.

Ketiganya sempat terseret arus deras Sungai Aare  namun adik dan temannya berhasil diselamatkan oleh warga Kota Bern bernama Heinrich yang kebetulan ada di lokasi kejadian.

Sebelum terjadi inisden hilangnya Eril di Sungai Aare, Swiss.

Menurut laporan dari Media Swiss, thelocal.ch.

Sungai Aare kerap memakan korban terlebih anak mudah.

Termasuk anak Ridwan Kamil, Emmeral Kahn Mumtadz.

Mengutip dari laman thelocal.ch pada tahun 2018 tercatat sebanyak 16 orang dikabarkan tenggelam ketika berlibur musim panas di Swiss.

Data laporan 16 korban tenggelam tersebut yang paling banyak memakan korban adalah pria muda dan orang asing di berbagai tempat wisata di Swiss.

Musim panas menjadikan waktu yang luar biasa bagi para perenang.

Orang-orang berbondong-bondong ke suangi tersebut untuk menghindari teriknya panas.

Musim panas yang belum berakhir, ada kekhawatiran jumlah korban tenggelam akan meningkat lebih jauh.

Di antara mereka yang berisiko adalah pria muda.

Tahun lalu 41 orang tenggelam di Swiss dengan 31 korban di antaranya laki-laki.

“Pria muda biasanya lebih cenderung mengambil risiko dan melebih-lebihkan kemampuan mereka,” kata Reto Abächerli dari Swiss Lifesaving Society (SLRG) kepada surat kabar Blick.(pdm)


 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:05
02:23
01:56
09:16
02:24
02:20
Viral