- tvOnenews.com/Wildan Mustofa
Penipuan Online Masih Marak, Ada 4.271 Laporan Kejahatan Siber di Polda Metro Sepanjang 2025
Jakarta, tvOnenews.com – Kejahatan siber masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi kepolisian. Pasalnya, sepanjang tahun 2025, Polda Metro Jaya menerima 4.271 laporan polisi terkait tindak pidana siber.
Kejahatan yang mendominasi hampir separuh laporan tersebut yakni kasus penipuan online atau scam.
Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya, Kombes Roberto GM Pasaribu, mengungkapkan dari total laporan tersebut, 2.727 laporan ditangani langsung Ditressiber Polda Metro Jaya
Sementara 1.544 laporan lainnya dilimpahkan ke Polres jajaran.
“Jumlah laporan polisi yang masuk 4.271 laporan. 2.727 laporan polisi yang ditangani secara langsung Ditressiber Polda Metro Jaya, sedangkan 1.544 laporan polisi lainnya dilimpahkan ke Polres jajaran,” ujar Roberto saat Refleksi Akhir Tahun 2025 Polda Metro Jaya, Rabu (31/12/2025).
Roberto merinci, laporan paling banyak berasal dari penipuan online atau scam sebanyak 1.951 laporan.
Disusul illegal access sebanyak 1.011 laporan, kemudian pengancaman dan pemerasan 424 laporan, pencemaran nama baik 333 laporan, manipulasi dokumen elektronik 199 laporan, dan pornografi online 154 laporan.
“Bahwa dominasi laporan tersebut ada 1.951 oleh penipuan online, atau kita ketahui sebagai scam,” kata Roberto.
Menurut Roberto, besarnya angka kejahatan siber ini mendorong pihaknya untuk memperkuat upaya pencegahan melalui program Jaga Jakarta yang diinisiasi Kapolda Metro Jaya.
“Dalam rangka mencegah potensi kejahatan siber sebagaimana program Jaga Jakarta dari Bapak Kapolda Metro Jaya, kami mencoba meningkatkan kesadaran masyarakat secara digital,” ujarnya.
Upaya tersebut dilakukan melalui patroli siber untuk mendeteksi dini konten negatif dan aktivitas berisiko, penyampaian imbauan kamtibmas lewat media sosial resmi, hingga penyebaran edukasi melalui WhatsApp, Telegram, dan platform digital lainnya.
Tak hanya itu, Ditressiber juga menjalankan program goes to school dengan menyasar pelajar dan sivitas akademika.
“Pemahaman etika dan keamanan digital ini kami menanamkan dari usia dini untuk mencegah terjadinya kejahatan cyber,” jelas Roberto.
Selain edukasi, penguatan internal juga dilakukan melalui seminar, pelatihan peningkatan keamanan siber bagi anggota, serta penyebaran informasi melalui podcast di media sosial.
Roberto menuturkan, sejak Kapolda Metro Jaya mulai berdinas pada Agustus lalu, perhatian terhadap kejahatan siber semakin diperkuat.