news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ketua KPAI Daerah Tasikmalaya Ato Rinanto (tengah).
Sumber :
  • Taufik Hidayah-tvOne

KPAI Masih Pelajari Kasus Anak Bawah Umur Asal Garut yang Digeledah Densus 88

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti kasus anak di bawah umur yang kabarnya diamankan oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror.
Kamis, 25 Desember 2025 - 13:05 WIB
Reporter:
Editor :

Garut, tvOnenews.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti kasus anak di bawah umur yang kabarnya diamankan oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror.

KPAI khawatir anak yang bersangkutan memiliki inspirasi dari media sosial dan game online

"Biasanya kan gen anak-anak saat ini sering kali mencari ide atau gagasan melalui media sosial. Mereka terlahir dari zaman serba mungkin. Di media sosial itu apa saja bisa direkayasa dan mudah didapatkan sehingga ada kecenderungan perilaku maka biasanya anak ini mencari inspirasi dari media sosial," kata Ketua KPAI Daerah Tasikmalaya Ato Rinanto yang juga membawahi wilayah kerja Garut, Kamis (25/12/2025) saat dihubungi.

Sebelumnya, Densus 88 melakukan penggeledahan sebuah rumah pada Selasa (23/12/2025) malam.

Selain mengamankan benda mencurigakan, anak selaku penghuni rumah yang digeledah polisi sempat ikut dibawa petugas untuk dimintai keterangan.

Kajian sementara KPAI, edukasi yang kurang diberikan oleh keluarga akan berakibat buruk pada pergaulan sehingga anak mudah terpapar lantaran yang bersangkutan akan mencari keinginan lewat dunia maya yang sifatnya bebas akses.

"Untuk mencari atau meluapkan keinginan dalam otaknya biasanya cenderung seperti itu. Anak-anak yang edukasinya kurang dibanding pergaulan di dunia maya makan anak ini akan mudah terpapar karena inspirasinya ia dapat dari dunia maya," tambahnya.

Dia menyebut anak di bawah umur hingga harus berurusan dengan Densus 88 tentu perlu diwaspadai.

"Perilaku seperti ini dalam konteks kekinian perlu kita waspadai. Saya khawatir ide dan gagasan ia dapat dari media sosial atau game. Faktor keluarga sangat dominan. Anak biasanya ketika pola asuh yang lemah dari keluarga maka pengaruh dari media sosial dan lingkungan akan dominan," jelasnya.

Ato lalu menegaskan bahwa kasus di Garut ini merupakan pola baru karena kabarnya anak tersebut mengagumi tokoh internasional yang sebetulnya tidak sejalan dengan budaya di Indonesia.

"Ini merupakan pola baru dimana diduga anak ini muncul sebuah sempalan baru mengagumi tokoh internasional yang sebetulnya tidak senafas dengan budaya di Indonesia. Anak ini tiba-tiba menjelmakan sebuah kelompok baru dan ini perlu didalami," tegas Ato.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

01:13
01:47
02:41
01:22
01:17
00:57

Viral