- IST
Prestasi Sains Siswa Indonesia Makin Bersinar di Kancah Global, Bukti Daya Saing Generasi Muda
Malang, tvOnenews.com - Prestasi siswa Indonesia di bidang sains terus menunjukkan tren positif di tingkat internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, pelajar Tanah Air secara konsisten membawa pulang medali dari berbagai ajang Olimpiade Sains Internasional. Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa kualitas sumber daya manusia muda Indonesia mampu bersaing dengan pelajar terbaik dunia, sekaligus menegaskan pentingnya pembinaan sains yang berkelanjutan sejak dini.
Ajang-ajang bergengsi seperti International Junior Science Olympiad (IJSO), International Physics Olympiad (IPhO), International Biology Olympiad (IBO), hingga International Chemistry Olympiad (IChO) rutin diikuti delegasi Indonesia. Hasilnya pun tidak mengecewakan. Tim Indonesia hampir selalu meraih medali, baik emas, perak, maupun perunggu. Salah satu contoh, pada IJSO 2025 yang digelar di Rusia, siswa Indonesia berhasil membawa pulang enam medali, terdiri dari satu perak dan lima perunggu.
Prestasi tersebut tidak datang secara instan. Proses seleksi yang ketat melalui Olimpiade Sains Nasional (OSN) menjadi pintu awal penjaringan talenta terbaik dari seluruh daerah. Siswa terpilih kemudian menjalani pembinaan intensif melalui pelatihan nasional yang melibatkan akademisi dan pakar dari perguruan tinggi terkemuka. Pola pembinaan ini dirancang untuk mengasah penguasaan konsep, kemampuan berpikir kritis, serta keterampilan eksperimen sesuai standar internasional.
Lebih dari sekadar perolehan medali, target besar pembinaan sains nasional adalah membentuk generasi muda yang unggul secara intelektual dan tangguh secara mental. Kompetisi internasional menuntut kesiapan akademik sekaligus ketahanan psikologis. Oleh karena itu, siswa dibekali kemampuan manajemen stres, disiplin tinggi, serta semangat pantang menyerah agar mampu tampil optimal di bawah tekanan.
Dukungan ekosistem pendidikan juga memegang peranan penting. Pemerintah melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) menyediakan pendanaan, fasilitas, hingga pendampingan penuh bagi delegasi Indonesia. Sekolah dan guru berperan sebagai garda terdepan dalam mengidentifikasi potensi siswa, sementara orang tua dan komunitas turut memberikan dukungan moral. Kolaborasi inilah yang menjadi fondasi kuat lahirnya prestasi sains berkelanjutan.
Di tengah sorotan prestasi internasional tersebut, capaian membanggakan juga datang dari tingkat nasional. SMA Taruna Nusantara Kampus Malang berhasil mengukir prestasi gemilang dengan meraih lima medali dalam ajang National Applied Science Project Olympiad (NASPO) 2025. Olimpiade yang diselenggarakan Indonesian Young Scientist Organization (IYSO) bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada ini menjadi wadah inovasi sains terapan bagi pelajar dari berbagai jenjang.
NASPO 2025 mempertandingkan sepuluh kategori, mulai dari pengelolaan limbah, energi, pangan fungsional, hingga ilmu sosial terapan. Ratusan peserta mengikuti seleksi ketat oleh para pakar dari perguruan tinggi dan praktisi. Dalam seremoni penghargaan yang digelar secara daring pada Jumat (12/12), SMA Taruna Nusantara Malang sukses membawa pulang dua medali emas dan tiga medali perak dari berbagai kategori.
Dua medali emas diraih melalui inovasi di bidang ilmu sosial terapan dan biologi terapan. Salah satu karya unggulan berjudul “Peer Bridge: Program Tutor Sebaya untuk Peningkatan Solidaritas Sosial Siswa di Lingkungan Sekolah” yang menekankan kolaborasi dan solidaritas antarsiswa. Sementara di bidang biologi terapan, tim siswa mengembangkan pengolahan lidah buaya untuk mengurangi peradangan sendi dalam bentuk cairan semprot.
Tiga medali perak diperoleh dari kategori ilmu lingkungan terapan, pengelolaan limbah, dan pangan fungsional. Karya-karya tersebut mencakup inovasi material ramah lingkungan berbasis daur ulang, pengembangan produk perawatan kulit dari limbah kulit pisang, hingga minuman fungsional berbahan jahe merah dan madu alami. Seluruh karya dinilai memiliki potensi aplikatif bagi masyarakat.
Capaian ini tidak lepas dari sistem pembelajaran berbasis riset yang diterapkan SMA Taruna Nusantara Malang. Meski baru berusia dua tahun, sekolah berasrama di bawah Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara ini menekankan proses, kedisiplinan, dan target prestasi. Pembimbing olimpiade bahkan mewajibkan siswa membaca puluhan jurnal ilmiah untuk setiap proyek penelitian.
Prestasi di NASPO 2025 menjadi pijakan awal SMA Taruna Nusantara Malang untuk melangkah ke ajang yang lebih tinggi, termasuk Jakarta International Science Fair 2026. Keberhasilan ini sekaligus menegaskan bahwa pembinaan sains yang konsisten, terstruktur, dan berorientasi inovasi mampu melahirkan generasi muda unggul yang siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa. (nsp)