- kemkes.go.id
BMKG Ungkap Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93S di Perairan NTB, Berpotensi Picu Cuaca Ekstrem di Jatim hingga Bali
Pergerakannya diperkirakan lambat ke arah barat hingga barat daya. Meski demikian, BMKG melihat potensi peningkatan intensitas sistem secara bertahap, ditandai pola sirkulasi yang mulai terbentuk lebih jelas di lapisan bawah hingga menengah.
“Pergerakan sistem masih cenderung stasioner dalam waktu dekat,” ujar Miming.
Dampak Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
BMKG memperingatkan bahwa bibit siklon tropis 93S memberikan dampak tidak langsung berupa cuaca ekstrem hingga 12 Desember 2025 pukul 13.00 WIB atau 14.00 Wita. Dampak tersebut berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah, terutama:
-
Jawa Timur
-
Bali
-
Nusa Tenggara Barat
-
Nusa Tenggara Timur bagian barat
Hujan lebat berpotensi disertai angin kencang dan dapat meningkatkan risiko banjir, banjir bandang, hingga tanah longsor di kawasan rawan.
Gelombang Tinggi di Perairan Selatan Jawa hingga NTT
Selain hujan lebat, BMKG juga memperingatkan potensi gelombang tinggi kategori sedang, antara 1,25 hingga 2,5 meter, di sejumlah wilayah perairan. Kawasan yang berpotensi terdampak meliputi:
-
Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur
-
Perairan selatan Jawa Timur
-
Selat Bali
-
Selat Lombok
-
Selat Alas bagian selatan
BMKG mengimbau nelayan, pelaku pelayaran, dan masyarakat pesisir agar mewaspadai potensi gelombang tinggi yang dapat mengganggu aktivitas transportasi laut dan perikanan.
BMKG Minta Masyarakat Tetap Waspada
Meski potensi penguatan bibit siklon tropis 93S masih rendah, BMKG menegaskan bahwa dampaknya terhadap cuaca nasional tidak bisa diabaikan. Masyarakat diminta tetap mengikuti pembaruan informasi cuaca, terutama mereka yang tinggal di daerah rawan bencana hidrometeorologi.
Pada periode puncak musim hujan, fenomena seperti bibit siklon tropis dapat memperburuk kondisi cuaca dalam waktu singkat. Oleh karena itu, BMKG mengimbau pemerintah daerah dan warga agar meningkatkan kewaspadaan, terutama terkait potensi hujan lebat, banjir, hingga gelombang tinggi.
Peringatan dini akan terus diperbarui seiring perkembangan sistem di perairan selatan NTB. BMKG memastikan pemantauan dilakukan secara intensif untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat. (ant/nsp)