- istimewa
Soal Bencana Sumatra, Rocky Gerung Lontarkan Sentilan Pedas ke Sejumlah Menteri: Pameran Kemanusiaan yang Palsu!
Jakarta, tvOnenews.com - Soal bencana banjir dan longsor di Sumatra dan Aceh, mendapat perhatian khusus dari pengamat politik tersohor, Rocky Gerung. Bahkan, Rocky Gerung melontarkan sentilan pedas ke sejumlah Menteri dan pejabat di kabinet Presiden RI Prabowo Subianto.
Seperti diketahui, banjir bandang dan longsor melanda pulau Sumatra dan Aceh, yakni Sumut, Sumbar dan Provinsi Aceh.
Bahkan, hingga hari ini, data BNPB di Dasboard Penanganan Bencana Sumatera 2025 menunjukkan, 940 orang meninggal dunia.
Kemudian, 276 orang dilaporkan hilang, sedangkan sekitar 5.000 orang mengalami luka-luka.
Lalu, di 52 kabupaten terdampak, tercatat setidaknya kerusakan baik berat maupun ringan menimpa 147.300 rumah, 1.300 fasilitas umum, 701 fasilitas pendidikan, 420 rumah ibadah, 405 jembatan, 234 gedung/kantor, dan 199 fasilitas kesehatan.
Lebih lanjut, kerugian ekonomi nasional akibat diperkirakan mencapai Rp68,67 triliun sebagaimana dipaparkan CELIOS (Centre of Economic and Law Studies).
Selain korban jiwa dan kerugian material, banjir bandang dan tanah longsor Sumatra menjadi sorotan lantaran mencuatnya isu lingkungan lain. Seperti, masifnya deforestasi dan kerusakan ekologis.
Menyikapi hal ini, Akademisi yang pernah mengajar Filsafat di Universitas Indonesia (UI), Rocky Gerung menyampaikan, seharusnya beberapa menteri ditegur atau bahkan mundur dari jabatannya.
Sebab, menurutnya, mereka dinilai gagal dalam memitigasi maupun menangani bencana ekologis ini.
"Kalau pakai ukuran peradaban, maka beberapa menteri harusnya sudah tidak lagi terlihat di media massa akibat kegagalan mereka, mengelola, memitigasi, atau bahkan mempermainkan isu bencana itu," ucap Rocky Gerung, dikutip dari tayangan yang diunggah di kanal YouTube-nya, Rocky Gerung Official, Minggu (7/12/2025).
Kemudian, ia juga menyinggung pentingnya etika publik, bahkan ia lontarkan sentilan pedas ke sejumlah nama.
Yakni, Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni yang seharusnya ditegur karena dinilai gagal selama menjabat.
Lalu, Menteri Koordinator Pangan RI Zulkifli Hasan alias Zulhas, yang diduga terkesan melakukan pencitraan di tengah bencana setelah viral memanggul beras dan menyerahkannya kepada pengungsi.
Aksi tersebut dilakukan Zulhas saat melakukan kunjungan ke lokasi bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sumatra Barat, Minggu (30/11/2025) lalu.
"Kalau kita ingin etika mendahului regulasi, orang semacam Raja Juli, saya kenal dia, saya bersahabat dengan dia, tetapi di dalam urusan bencana kemarin, harusnya dia sudah ditegur atau menegur diri sendiri, bahwa ada yang gagal dia prestasikan selama menjadi menteri," ujar Rocky Gerung.
"Saudara Zulhas juga saya kenal baik, teman saya juga tuh, harusnya juga sudah mundur karena terpojok oleh netizen," sambungnya.
"Tapi, memang ada sesuatu yang diumpankan pada publik sehingga seolah-olah dengan memanggul-manggul beras itu persoalan selesai dan itu artinya ada perencanaan untuk pameran kemanusiaan yang palsu gitu," cetus Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung, ada kesalahan etika dan kebijakan yang dilakukan pejabat pemerintah sehingga perlu diberi teguran keras.
Bahkan, Rocky Gerung menilai, para menteri tersebut tidak paham etika publik.
Selain itu, Rocky Gerung juga menyampaikan, jika para menteri yang disorot dan dianggap gagal ini bersedia mundur, maka masyarakat Indonesia masih bisa berharap bahwa pemerintah ternyata masih punya etika.
"Ini menteri yang juga tidak paham tentang public ethics," ucap Rocky Gerung.
"Beberapa menteri atau pejabat yang ada di di sekitar isu banjir ini yang seharusnya sudah ada semacam kontrol diri, untuk memudahkan publik mengerti bahwa 'oke ada pertanggungjawaban negara melalui prosedur mundur', itu juga akan membuat kita percaya bahwa, 'oke Indonesia masih punya etik.'"
Rocky Gerung lantas menyebut, ada lima hingga tujuh orang menteri yang seharusnya mundur karena dianggap gagal dalam bersikap maupun menangani banjir bandang Sumatra.
Apalagi, penanganan banjir bandang Sumatra juga disorot hingga luar negeri.
"Jadi, dengan ukuran etika aja harusnya sudah ada lima, enam, tujuh menteri yang harusnya mundur," beber Rocky Gerung.
Desakan agar para menteri mundur, menurut Rocky Gerung, bertujuan agar Presiden RI Prabowo Subianto bisa memahami bahwa negara memang sudah gagal mengantisipasi bencana, dan setelah gagal antisipasi, menteri-menteri itu justru hanya sibuk membuat pencitraan.
"Itu yang kita ingin dalilkan hari ini supaya Presiden Prabowo juga mengerti bahwa kebijakan negara itu gagal memitigasi, gagal mengantisipasi dan setelah gagal, justru pamer-pamer," ucap Rocky Gerung.
"Itu yang boleh kita sebut sebagai watak yang tidak berbasis pada kemanusiaan yang adil dan beradab," pungkasnya. (aag)