- unsplash/Iqro Rinaldi
Banjir Parah Kepung Kota Malang: 39 Titik Terendam, Air Capai 160 Cm dan Pohon Tumbang
Malang, tvOnenews.com - Hujan deras mengguyur Kota Malang pada Kamis sore, 4 Desember 2025, menyebabkan puluhan wilayah terendam banjir.
Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang mencatat sedikitnya 39 titik mengalami banjir serta satu kasus pohon tumbang di Kecamatan Kedungkandang. Peristiwa ini disebut salah satu banjir terparah yang terjadi di kota tersebut sepanjang tahun 2025.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno, mengatakan tiga kecamatan menjadi wilayah terdampak paling serius, yakni Lowokwaru, Blimbing, dan Sukun. Debit air di beberapa area melonjak tajam lantaran hujan dengan intensitas tinggi terjadi dalam waktu singkat.
“Hujan intensitas tinggi menyebabkan luapan ke jalan dan masuk ke pemukiman warga. Banyak warga terjebak di dalam rumah. Berdasarkan pantauan pusdalops, terdapat 39 titik mengalami banjir dan satu pohon tumbang," ujar Prayitno.
Banyak Wilayah Lumpuh, Air Menggenang Hingga 160 Sentimeter
Banjir dengan ketinggian bervariasi memutus akses sejumlah jalan utama. Menurut BPBD, tinggi air di jalan raya tercatat mencapai 80 hingga 160 sentimeter, terutama di wilayah utara dan timur Kota Malang. Tim SAR sempat menerjunkan perahu karet untuk membantu evakuasi warga yang terdampak.
Prayitno menyebut beberapa kawasan seperti Purwantoro, Purwodadi, dan Lowokwaru menjadi titik paling parah. Kontur tanah cekungan membuat air cepat menggenang dan sulit surut.
“Saya sudah cek di lokasi. Hujan banyak turun ke sisi utara-timur. Beberapa wilayah menjadi tergenang karena secara geografis berada di cekungan,” katanya.
Cuaca Ekstrem dan Perubahan Iklim Jadi Pemicu
Cuaca ekstrem yang dipicu perubahan iklim disebut menjadi faktor utama terjadinya banjir. BPBD menyebut curah hujan meningkat hingga 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menyebabkan drainase dan aliran sungai tidak mampu menahan volume air.
“Informasi nasional menyebut curah hujan naik sampai 40 persen akibat perubahan iklim. Itu juga yang dirasakan Kota Malang,” jelas Prayitno.
Selain curah hujan tinggi, kondisi drainase yang tidak maksimal dan sedimentasi di sejumlah aliran sungai diduga memperparah banjir.
BPBD: Data Dampak Banjir Masih Diputakhirkan
Hingga Kamis malam, BPBD masih melakukan pembaruan data mengenai dampak kerusakan, jumlah warga terdampak, serta kerugian material. Sejumlah titik masih terpantau belum surut sepenuhnya.