Kronologi Kematian Alex di Ruang Konseling Polres, Ayah Tiri yang Menculik dan Membunuh Alvaro Kiano

Jakarta, tvOnenews.com - Polda Metro Jaya membantah kabar yang menyebut Alex Iskandar, ayah tiri Alvaro Kiano tewas di dalam ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan karena diainiaya oleh kepolisian.

Disclaimer: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak profesional seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, mengungkapkan bahwa hari itu Alex Iskandar baru selesai diperiksa oleh tim penyidik di ruang pemeriksaan penyidik.

Karena sudah larut malam, sedangkan esok hari Alex harus menjalani pemeriksaan medis, polisi memberikan waktu istirahat kepada Alex di ruang konseling.

Budi menegaskan tidak ada pemeriksaan apa pun yang dilakukan di ruang tersebut. Kata dia, ruang konseling bukan tempat pemeriksaan, melainkan ruang istirahat sementara karena Alex belum bisa dimasukkan ke sel tanpa pemeriksaan medis.

“Bukan diperiksa. Pemeriksaan tetap di ruang pemeriksaan penyidikan, tetapi karena sudah larut dia ditempatkan di ruang konseling untuk istirahat, mengingat malam itu belum bisa ditaruh di dalam sel bergabung dengan yang lain,” ujar Budi.

Ia menekankan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) mengharuskan setiap tahanan baru menjalani pemeriksaan medis, termasuk penyakit bawaan dan penyakit menular, sebelum ditempatkan bersama tahanan lain.

“SOP kalau ada tahanan baru itu harus diperiksa medis, punya penyakit bawaan atau penyakit menular enggak?” katanya.

Kronologi

Menurut Budi, Alex selesai menjalani pemeriksaan di ruang penyidikan sekitar pukul 02.00 dini hari sebelum ditempatkan sementara di ruang konseling yang pintunya dikunci dari luar.

Sekitar pukul 06.00 pagi, Alex meminta keluar dengan alasan mengganti pakaian.

“Dia minta keluar, diganti celana panjang jadi celana pendek. Dia seolah-olah mohon maaf ‘cepirit’, terus celana dalamnya dibuang di tong sampah, lalu minta ganti celana panjang,” jelas Budi.

Setelah kembali masuk ke ruang konseling, Alex kemudian melakukan aksi bunuh diri sekitar pukul 09.00 pagi.