- Antara
Hari Kesembilan, Tim SAR Temukan Korban Longsor Cilacap di Perbatasan Dua Titik Pencarian
Cilacap, tvOnenews.com – Upaya pencarian korban bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, kembali membuahkan hasil. Pada hari kesembilan operasi, Tim SAR gabungan menemukan satu korban anak berusia tiga tahun, Fatin Ayu Rengganis, dalam kondisi meninggal dunia. Penemuan ini menambah panjang daftar korban tewas dalam tragedi longsor yang terjadi Kamis malam, 13 November 2025.
Jenazah korban ditemukan pada Jumat (21/11) sekitar pukul 15.52 WIB di area perbatasan Worksite B-1 dan Worksite B-2. Proses evakuasi dilakukan setelah alat berat melakukan penggalian intensif di lokasi yang diperkirakan menjadi titik terkuburnya para korban.
Kepala Kantor SAR Cilacap sekaligus SAR Mission Coordinator (SMC), Muhammad Abdullah, mengatakan sejak awal tim telah mengerahkan seluruh kemampuan, termasuk penggunaan alat berat, drone, anjing pelacak, hingga pompa alkon.
“Tim terus bekerja keras mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada untuk mempercepat pencarian para korban,” ujarnya.
Fokus Pencarian di Dua Titik Kritis
Abdullah menjelaskan upaya pencarian kini dipusatkan di Worksite A-1 dan Worksite B-1, dua lokasi yang diyakini masih menyimpan korban tertimbun. Sejak awal kejadian, dua titik ini menjadi area yang paling sulit dijangkau karena material longsoran sangat tebal dan melibatkan kontur tanah yang tidak stabil.
Di tengah medan sulit dan cuaca yang tak menentu, tim SAR tetap bekerja dengan prinsip kehati-hatian.
“Kami mengutamakan keselamatan personel. Kondisi di lapangan masih labil sehingga tim harus bergantian dan tetap terkoordinasi,” kata Abdullah.
Ia juga meminta doa masyarakat agar dua korban yang masih hilang dapat segera ditemukan.
Tragedi Malam Kamis yang Menelan Puluhan Korban
Longsor besar di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, terjadi pada Kamis (13/11) sekitar pukul 19.00 WIB. Hujan deras yang mengguyur wilayah Majenang memicu pergerakan tanah di perbukitan hingga menghancurkan sejumlah rumah warga yang berada di bawahnya.
Sejak hari pertama, operasi pencarian langsung melibatkan Basarnas, BPBD, TNI–Polri, relawan lokal, hingga masyarakat. Kendati demikian, material longsoran berupa lumpur tebal, bebatuan, dan kayu besar membuat proses pencarian berlangsung lambat.
Data awal mencatat 46 warga terdampak:
-
23 orang selamat
-
2 orang meninggal
-
21 orang dinyatakan hilang
Temuan jenazah Fatin Ayu Rengganis pada hari kesembilan menambah daftar korban meninggal menjadi 21 jiwa. Dengan demikian, operasi pencarian masih menyisakan dua korban hilang, yaitu:
-
Maysarah Salsabila (14) – diperkirakan berada di Worksite A-1
-
Vani Hayati Lanjarsari (12) – diperkirakan berada di Worksite B-1
Pencarian Berlanjut Meski Harapan Menipis
Memasuki hari kesembilan, medan berat dan cuaca menjadi tantangan terbesar tim SAR. Meski demikian, komitmen untuk menemukan seluruh korban masih menjadi prioritas utama.
“Selama kondisi memungkinkan dan potensi korban masih ada, pencarian akan terus dilanjutkan,” tegas Abdullah.
Keluarga korban dan warga setempat terus memantau perkembangan operasi sambil berharap seluruh korban dapat ditemukan dan dimakamkan dengan layak.
Tragedi longsor di Cibeunying menjadi pengingat bahwa wilayah rawan bencana membutuhkan mitigasi lebih serius, terutama memasuki musim hujan. Pemerintah daerah juga diminta melakukan evaluasi tata ruang agar kejadian seperti ini tidak kembali menelan banyak korban. (ant/nsp)